Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bom Meledak di Jeddah, MBS Gertak Pakai Cara Tangan Besi

Bom Meledak di Jeddah, MBS Gertak Pakai Cara Tangan Besi Kredit Foto: Reuters/Saudi Royal Court/Bandar Algaloud
Warta Ekonomi, Riyadh -

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) bersumpah akan menyerang para ekstremis dengan "tangan besi". Itu sebagai respons atas pemboman di sebuah pemakaman non muslim di Jeddah yang dikunjungi para diplomat Barat pada Rabu lalu.

Ledakan bom itu menghantam acara peringatan Perang Dunia I di sebuah pemakaman non-Muslim di Jeddah. Serangan tersebut hanya berselang dua minggu setelah seorang penjaga di konsulat Prancis di kota Laut Merah terluka oleh seorang warga Arab Saudi yang menyerang dengan pisau.

Baca Juga: Pembela HAM Beberkan Bukti Penahanan Paksa Eks Putra Mahkota Saudi

Serangan pisau itu, yang menggarisbawahi kemarahan Muslim atas kartun satire Nabi Muhammad di Prancis, terjadi saat Arab Saudi mempersiapkan KTT G-20 akhir bulan ini—yang pertama diselenggarakan oleh sebuah negara Arab.

"Kami akan terus menghadapi setiap...perilaku dan gagasan ekstremis," kata Pangeran Mohammad dalam pidatonya di Dewan Syura, badan penasihat tertinggi pemerintah.

"Kami akan terus menyerang dengan tangan besi semua orang yang ingin merusak keamanan dan stabilitas kami," katanya, menurut transkrip pidatonya yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency, Jumat (13/11/2020).

Pangeran Mohammad, penguasa de facto kerajaan, memperingatkan mereka yang ingin melakukan tindakan jihadis dengan "hukuman yang menyakitkan dan berat".

Serangan hari Rabu di Jeddah menyebabkan sedikitnya dua orang terluka, termasuk seorang polisi Yunani dan seorang pejabat Saudi.

Seorang warga negara Inggris juga dilaporkan mengalami luka-luka.

Serangan bom berlangsung ketika para diplomat dari Prancis, Yunani, Italia, Inggris dan Amerika Serikat menghadiri upacara peringatan Hari Gencatan Senjata di Jeddah.

Kelompok ISIS atau Islamic State pada hari Kamis mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, dengan mengatakan itu untuk memprotes kartun yang dicetak oleh majalah satire Prancis Charlie Hebdo.

Sebuah pernyataan dari media propaganda ISIS, Amaq, mengatakan serangan itu terutama ditujukan terhadap konsul Prancis. Namun, ISIS tidak memberikan bukti keterlibatannya.

Dalam insiden terpisah pada hari Kamis, polisi Belanda menangkap seorang pria setelah beberapa tembakan dilesatkan ke arah kedutaan Arab Saudi di Den Haag. Serangan ini menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada yang terluka.

Tidak jelas apakah insiden yang oleh pemerintah Saudi dikutuk sebagai aksi "pengecut" itu terkait dengan serangan di kerajaan atau bukan.

Sementara itu, Kedutaan Perancis di Riyadh telah mendesak warganya di Arab Saudi untuk melakukan "kewaspadaan ekstrem".

Peringatan itu menyusul serangan di konsulat Jeddah pada 29 Oktober, pada hari yang sama ketika seorang pria yang memegang pisau menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan gigih membela hak untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad, tetapi dia juga mencoba meredakan kemarahan Muslim atas ucapannya.

Sikap Macron telah memicu protes di beberapa negara, di mana potret presiden Prancis itu dibakar, dan muncul kampanye untuk memboikot produk-produk Prancis.

Arab Saudi—rumah bagi situs-situs paling suci Islam—telah mengkritik kartun tersebut, dengan mengatakan mereka menolak segala upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: