Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gibran Dinilai Dinasti Politik, Pengamat: Begitulah Indonesia...

Gibran Dinilai Dinasti Politik, Pengamat: Begitulah Indonesia... Kredit Foto: Antara/Maulana Surya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pilkada 2020 akan diwarnai kemunculan sejumlah figur calon kepala daerah yang punya hubungan kerabat dengan pemimpin negara dan pejabat pemerintah. Politik dinasti pun belum bisa dihilangkan dari pilkada mendatang.

Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai demokrasi Indonesia memang belum bisa dipisahkan dari dinasti politik. Sebab, kaderisasi partai politik tak jalan sehingga gagal mencetak calon kepala daerah.

Baca Juga: Dinasti Politik Jokowi Itu Terdiri dari Anak-Mantu, Ipar Bukan

Menurutnya, sikap parpol tak jauh mengincar kemenangan. Maka itu, calon yang dinilai punya elektabilitas dan punya potensi menang akan didukung.

"Lemahnya kaderisasi partai politik sehingga dikalahkan brand family name. Ini yang terjadi di Indonesia. Nama Jokowi di beberapa tempat mungkin akan lebih hingar bingar dibanding kader lain di Solo," ujar Hendri dalam kabar petang tvOne yang dikutip VIVA pada Kamis (30/7/2020).

Menurutnya, terkait brand family name juga terjadi di sejumlah daerah selain Solo seperti Pilkada Kota Medan, Tangerang Selatan. Kata dia, figur dengan latar belakang brand family name punya elektabilitas yang bagus.

Hendri menganalisis dengan merujuk survei maka sulit menandingi figur lingkaran istana. Dengan kekuatan politik serta elektabilitas tinggi akan jadi faktornya.

Dia mencontohkan, majunya Gibran Rakabuming Raka akan jadi kekuatan di Solo yang memungkinkan putra sulung Jokowi itu melawan kotak kosong. Sebab, semua partai yang punya elektoral di Solo berpotensi seluruhnya mengikuti PDIP dengan mengusung Gibran.

"Kalau lawan terlalu kuat, cost politik akan dihitung juga. Di Solo kemungkinan besar mas Gibran melawan kotak kosong," ujarnya.

Pun, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Arief Wibowo, merespons. Menurut dia, PDIP punya kultur yang jadi keputusan partai. Keputusan final itu ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kalau PDI mengembangkan berdasarkan basis keluarga. Makin banyak keluarga yang berikan dukungan ke partai, maka akan makin kuat. Itu satu historitas dan pengalaman politk yang tak bisa dihindari," ujar Arief.

Dia menambahkan, selama figur yang bersangkutan mengikuti proses internal partai, sebenarnya tak ada persoalan. Ia bilang, Gibran juga mengikui seleksi figur calon kepala daerah di Solo. Selain Gibran, ia menyebut putra eks Sekjen PDIP, Pramono Anung yaitu Hanindhito Himawan Pramana yang direstui maju ke Pilkada Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Satu mekanisme sudah dijalankan. Apakah itu dinilai politik dinasti ya itu terlalu dini," sebut Arief.

Selain Gibran, Pilkada 2020 akan diisi putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah, yang maju ke Pilkada Kota Tangsel. Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution, juga akan berlaga di Pilkada Kota Medan.

Pun, ada Rahayu Saraswati yang juga maju ke Pilkada Kota Tangsel. Saras merupakan keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: