Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggota Hamas Umbar Tembakan, Kota Tua Yerusalem Panik

Anggota Hamas Umbar Tembakan, Kota Tua Yerusalem Panik Kredit Foto: Sky News
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Pria bersenjata Palestina yang adalah anggota  Hamas membunuh seorang warga sipil dan melukai tiga orang lainnya di Kota Tua Yerusalem pada hari Minggu (21/11/2021). 

Pejabat terkait setempat melaporkan, anggota Hamas itu kemudian ditembak mati oleh polisi Israel.

Baca Juga: Ternyata Bahrain Terguncang Ketika Dengar Pengakuan Prabowo untuk Palestina

Insiden itu, serangan kedua di Yerusalem dalam empat hari, terjadi di dekat salah satu gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menghormati situs tersebut sebagai sisa dari dua kuil kuno.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Omer Barlev menggambarkan pria bersenjata itu sebagai anggota Hamas dari Yerusalem Timur. 

“Dia menggunakan senapan mesin ringan dalam serangan itu”, kata Barlev.

Hamas mengonfirmasi bahwa pria yang diidentifikasi oleh Israel sebagai penyerang adalah anggotanya.

“Serangan itu melukai serius dua warga sipil, salah satunya meninggal di rumah sakit,” kata seorang juru bicara polisi. 

Sementara dua petugas polisi dikabarkan mengalami luka ringan.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memerintahkan keamanan ditingkatkan di sekitar Yerusalem setelah serangan hari Minggu. 

"Pada pagi seperti ini, seseorang dapat menarik dukungan dari keputusan (Inggris) untuk menggambarkan Hamas - termasuk apa yang disebut sayap politiknya - sebagai organisasi teroris," kata Bennett kepada kabinetnya.

Sebelumnya Inggris pada hari Jumat (18/11) mengategorikan Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza dan menolak hidup berdampingan secara permanen dengan Israel, sebagai kelompok teroris. 

Langkah itu membawa sikap London sejalan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Israel merebut Kota Tua dan bagian lain Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Sementara Israel mengatakan seluruh kota adalah ibukota abadi dan tak terpisahkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: