Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dirut AP I: Penumpangnya Baru 17%

Dirut AP I: Penumpangnya Baru 17% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama AP I, Faik Fahmi, menyampaikan bahwa trafik penumpang di bandara yang dioperasikan PT Angkasa Pura I baru bertumbuh sekitar 17% karena mayoritas penumpang masih menunggu atau wait and see sehingga kondisi membaik saat pandemi Covid-19.

"Pertumbuhan penerbangan deltanya lebih tinggi dibanding penumpang. Pertumbuhan penerbangan sudah 35 persen, tapi penumpangnya baru 17 persen, masih ada persoalan di level of confidence (tingkat kepercayaan diri)," ujar Faik dalam webinar, Rabu (22/7/2020).

Baca Juga: Selama New Normal, Bisnis 15 Bandara AP I Makin Bergeliat

Faik menjelaskan, pihaknya mengadakan riset yang hasilnya 84% masyarakat akan melakukan penerbangan, tetapi masih menunggu kondisi membaik atau wait and see; 68% memilih untuk melakukan mobile check in dan meninggalkan cara-cara konvensional; dan 76% memilih teknologi biometrik untuk pengecekan sidik jari dan pengenalan wajah serta menggunakan e-paspor.

"Jadi, peran teknologi akan dominan di normal baru ini dan menjadi tantangan kita dibanding moda transportasi lain," ujar Faik.

Untuk itu, ia menyiapkan suatu aplikasi di mana calon penumpang bisa langsung mengunggah dokumen kesehatan dan ketika sampai di bandara tinggal memindai kode batang (barcode). Faik menuturkan, tarif tes cepat (rapid test) juga sudah ditetapkan oleh pemerintah maksimal Rp150.000 dan pihak tertentu bisa menetapkan harga lebih rendah lagi.

"Saya melihat sebetulnya harga itu bisa diturunkan jadi policy (kebijakan) saya di bandara siapa pun boleh berusaha proses rapid, tapi harganya harus paling murah siapa yang bisa paling murah terkait tempat dan sebagainya, kita fasilitasi. Intinya, bagaimana membangun level of confident karena kalau ini tidak segera meningkat trafik penumpangnya, pelaku usaha di transportasi udara ke depannya akan kesulitan," tutur Faik.

Menurut dia, pertumbuhan transportasi udara cenderung lebih lambat dibanding moda transportasi lain meskipun protokol kesehatan sudah diterapkan sangat ketat.

"Di udara saya yakin protokol udara sudah sangat baik; dari konsistensi ketentuan sudah sangat dipatuhi. Kita dari pelaksana maupun juga penumpang awal-awal memang ada penumpukan di bandara, tapi sudah kita atasi dengan baik dan kami pantau," katanya.

Faik menambahkan, kondisi terparah saat Mei lalu di mana jumlah penumpang hanya di kisaran 75.000 dibandingkan kondisi normal yang bisa mencapai 7,5 juta penumpang.

"Hampir 99% trafik menurun signifikan," tambahnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: