Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akhir 2021, Kementan Targetkan Surplus Capai 9,63 Juta Ton: Semoga Tak Ada Masalah Alam

Akhir 2021, Kementan Targetkan Surplus Capai 9,63 Juta Ton: Semoga Tak Ada Masalah Alam Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan akan mencapai surplus senilai 9,63 juta ton pada akhir 2021. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Bambang Pamudji berharap tidak terjadi bencana alam signifikan yang akan mengganggu kondisi pertanian.

"Mudah-mudahan tidak ada banjir dan kekeringan. Perkiraan dari BMKG akan ada kekeringan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), mudah-mudahan tidak terlalu mengganggu produksi," katanya dalam Diskusi Publik INDEF, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Kementan Dukung Lido World Garden, Agro Eduwisata Terbesar di Asia Tenggara

Ia menjelaskan, data produksi padi di MT-1 dan MT-2 2020 mencapai sekitar 5,94 juta ton. Sementara, produksi beras mencapai 31,33 juta ton yang terdiri dari 17,08 juta ton pada periode MT-1 dan 14,26 juta ton pada periode MT-2.

Adapun konsumsi beras yang tercatat ialah sebesar 2,5 juta ton per bulan. "Akumulasinya 29,30 juta ton. Ini ada pengeluaran beras dari bulog, sepertinya ini beras yang usia simpannya lebih dari 1 tahun, itu sekitar 511 ribu ton," jelasnya.

Berdasarkan perhitungan tersebut, Bambang mengatakan surplus akhir 2020 mencapai 7,3 juta ton. Lebih lanjut, Bambang menjelaskan pihaknya menargetkan 31,82 juta ton produksi berat untuk 2021. Angka ini mencakup 17,56 juta ton pada MT-1 ditambah dengan 14,25 juta ton pada MT-2. Sementara, konsumsi diasumsikan akan sebesar lebih dari 29 juta ton.

Di sisi lain, Bambang mengatakan sektor pertanian menyumbangkan kontribusi positif pada perekonomian negara selama masa pandemi. Misalnya ketika triwulan III-2020, sektor pertanian berkontribusi positif pada posisi 2,15% ketika negara mengalami minus 3,45% yoy.

"Ternyata pertanian menjadi penopang pertumbuhan dibandingkan dengan sektor-sektor lain yang sebagian besar pertumbuhannya negatif," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: