Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Musuh Pekebun Sawit, Ini Cara Kendalikan Hama Ulat

Musuh Pekebun Sawit, Ini Cara Kendalikan Hama Ulat Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seperti tanaman perkebunan lainnya, kelapa sawit juga memiliki musuh yang harus dimusnahkan oleh pekebun. Apabila tidak dikendalikan, akan merusak tanaman dan memengaruhi produktivitas. Jenis hama golongan ulat yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit di antaranya adalah ulat api, ulat bulu, dan ulat kantung.

Meskipun ketiga jenis ulat ini sama-sama hinggap di daun, masing-masing memiliki ciri khas saat menyerang tanaman kelapa sawit. Terkait hal tersebut, Peneliti Proteksi Tanaman Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Hari Priwiratama, S.P., M.Sc. HP, mengatakan, "Untuk mengendalikan hama (ulat) harus berprinsip dengan cara terpadu, menggabungkan berbagai teknik pengendalian untuk memutus siklus hidup dan menekan populasi hama."

Baca Juga: Sinergi Indonesia-Jepang Penuhi Kebutuhan EBT Melalui Minyak Sawit

Lebih lanjut Hari menjelaskan, tanaman kelapa sawit yang sudah terpapar hama (ulat api, ulat kantung, dan ulat bulu) dapat dilihat dari gejala kerusakannya.

"Jika ada serangan berat dari ulat api jenis S. Asigna tajuk daun bisa sampai melidi. Namun, apabila ulat api ini menyerang daun muda jelas akan menurunkan produktivitas tanaman. Sementara, untuk serangan ulat kantung dahan tanaman kelapa sawit terlihat seperti terbakar karena menyerang lapisan epidermis," jelas Hari.

Serangan hama (ulat) pada tanaman kelapa sawit akan dapat menurunkan produktivitas. Kerusakan daun akan memengaruhi perkembangan bobot janjang buah sawit dibanding tanaman sehat. Apabila tanaman diserang ulat api, kehilangan produksi dapat mencapai 10–23 persen, tetapi untuk serangan ulat kantung, dapat menyebabkan kehilangan produksi mencapai 8–38 persen.

Menurut Hari, untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan teknik pengendalian ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) secara terpadu dengan tetap mencari tahu timing yang tepat agar siklus hidupnya dapat diputus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: