Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramah Lingkungan, Gapoktan Ini Tambah Produksi Pupuk Organik

Ramah Lingkungan, Gapoktan Ini Tambah Produksi Pupuk Organik Kredit Foto: Pertagas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu, kelompok binaan PT Pertamina Gas (Pertagas), bersiap memasuki musim tanam baru. Merasa puas dengan hasil panen pada Juni 2020, kelompok ini makin aktif mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

Kali ini, kelompok ini memproduksi 16 ton pupuk organik untuk pemupukan sawah seluas 14 hektare. Melibatkan penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, perwakilan anggota kelompok tani mengikuti pelatihan dan praktik pembuatan pupuk organik.

Baca Juga: Pertagas Berikan Bantuan ke Bidan di Sumsel

"Karena luasan lahan bertambah dari 7 hektare ke 14 hektare, kami perlu meningkatkan tambahan produksi pupuk organik," ujar Aep, Ketua Gapoktan Saluyu, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Minggu (19/7/2020).

Menurut Aep, penggunaan pupuk organik di area lahan sawah kelompoknya terbilang efektif. Bahkan, dibandingkan dengan gapoktan lain yang masih menggunakan 100% pupuk kimia, hasil panen Juni kelompoknya justru lebih baik. Produksi gabah petani musim panen pertama sampai Juni lalu rata-rata 6 ton per hektare.

"Hasil ini sudah diakui oleh banyak petani lain," imbuhnya.

Ke depan, hasil produksi pupuk organik ini diharapkan mampu dimanfaatkan bukan hanya untuk anggota Gapoktan Saluyu yang saat ini berjumlah 14 orang. Lebih dari itu, Aep berharap pupuk organik produksi kelompoknya akan mampu dimanfaatkan anggota petani lain yang tertarik untuk mengiktui pola pertanian ramah lingkungan.

"Mudah-mudahan pertanian ramah lingkungan ini makin diterima kelompok petani lain dan kita bisa mengatasi permasalahan lahan pertanian yang selama ini sudah banyak tercemar bahan kimia," harapnya.

Produksi pupuk organik oleh Gapoktan Saluyu ini memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah didapat oleh para petani. Selain menggunakan kotoran ternak, bahan baku utama pupuk organik Saluyu juga memanfaatkan batang pohon pisang yang dicacah sebagai bahan baku utama.

Ajur Tajrudin, Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang mengungkapkan, sebanyak 14 petani akan membuat empat klaster untuk proses fermentasi pupuk. Menurutnya, dalam waktu 1 sampai 2 minggu setelah pelatihan, hasil praktik ini akan bisa dimanfaatkan.

Pupuk organik hasil pelatihan diberikan gratis kepada kelompok sebagai bagian dari CSR Pertagas. Bahan baku diperoleh dari peternakan di sekitar wilayah Cilamaya (untuk kotoran sapi dan ayam), sedangkan untuk jerami dan batang bisang didapatkan dari areal persawahan milik petani. Untuk saat ini, produksi pupuk belum dalam produksi bulanan.

Pelatihan produksi pupuk organik ini merupakan bagian dari program CSR PT Pertamina Gas, afiliasi PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bertajuk Saung Patra di Cilamaya. Selain berdekatan dengan infrastruktur pipa gas Pertagas Operation West Java, implementasi program yang sudah tiga tahun berjalan ini juga menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk ikut membantu kelompok masyarakat menjadi berdaya.

Zainal Abidin, Manager Communication Relations CSR Pertagas, mengatakan bahwa bantuan yang diberikan Pertagas berupa bantuan pupuk, bantuan pompa air, pelatihan pengolahan pupuk dan pestisida nabati, studi banding, dan beberapa peralatan pertanian. Berangkat dari ironi adanya rawan pangan di wilayah yang merupakan penghasil padi di Cilamaya, Pertagas mencoba mendampingi untuk mencari solusi bersama dengan para petani.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: