Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biolistrik dari Limbah Sawit sebagai Contoh Penyediaan Energi Berkelanjutan

Biolistrik dari Limbah Sawit sebagai Contoh Penyediaan Energi Berkelanjutan Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rasanya, Indonesia sangat beruntung karena memiliki kebun kelapa sawit terluas di dunia. Berbagai jenis produk mulai dari pangan hingga nonpangan dan bahan bakar dapat dihasilkan dari kelapa sawit.

Tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk menjadi berbagai jenis produk, tetapi kehadiran perkebunan kelapa sawit juga memberikan jasa sebagai bagian dari ‘paru-paru’ lingkungan. Emisi karbondioksida (CO2) yang dibuang ke udara oleh kendaraan bermotor, industri pengolahan, termasuk dari pernapasan manusia, akan diserap tanaman sawit dan kemudian diproses menjadi oksigen (O2) untuk kebutuhan manusia.

Baca Juga: Potensi Pakistan sebagai Gerbang Masuk Sawit Indonesia ke Pasar Asia

Produk sampingan kelapa sawit yang sering disebut limbah padat seperti tandan kosong dan limbah cair kelapa sawit (LCKS) juga sudah dimanfaatkan untuk menghasilkan biolistrik untuk kebutuhan listrik pedesaan di sekitar kebun.

Limbah PKS dibangun tangki biogas untuk menghasilkan biogas methan dan selanjutnya digunakan untuk membangkitkan listrik. Saat ini, banyak perkebunan sawit di berbagai sentra kebun sawit nasional seperti di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan telah menghasilkan biolistrik sawit.

Dalam laporan PASPI Monitor dituliskan, "Dari kapasitas PKS 120 ton TBS/jam dapat menghasilkan sekitar 2 Megawatt (MW) biolistrik. Itu berarti untuk setiap 15 ribu hektare kebun sawit dapat menghasilkan 2 MW biolistrik."

Dapat dibayangkan, dengan luas kebun sawit Indonesia yang lebih dari 16 juta hektare, berapa MW biolistrik yang akan dapat dihasilkan?

Pemanfaatan limbah sawit untuk biolistrik dapat membersihkan lingkungan, mengurangi emisi karbon sawit, juga melestarikan kehidupan mikroba dalam tangka biogas. Ketersedian biolistrik di kawasan pedesaan menjadi bagian dari ketahanan energi berbasis bahan energi lokal dan terbarukan, menggerakkan ekonomi daerah, mengurangi ketergantungan energi fosil, dan mengurangi emisi karbon akibat penggunaan energi fosil. Ketersedian biolistrik ini juga membantu pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di pedesaan.

"Dengan kata lain, biolistrik sawit merupakan salah satu contoh penyediaan energi yang berkelanjutan. Bekelanjutan secara ekonomi, berkelanjutan secara sosial, dan berkelanjutan secara ekologis. Oleh karena itu, pemerintah perlu memfasilitasi, mendukung dan melindungi industri sawit nasional," seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: