Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh... Gak Cuma Covid-19, Sri Mulyani Beberkan Dunia Hadapi Risiko Lain

Duh... Gak Cuma Covid-19, Sri Mulyani Beberkan Dunia Hadapi Risiko Lain Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, pemerintah sedang menghadapi dua risiko yang sangat penting secara global. Hal itu dia sampaikan pada acara PLN Go Green hari ini.

Menurutnya, risiko yang sangat besar bagi perekonomian global tidak hanya bagi perekonomian, tetapi juga bagi penduduk.

Baca Juga: Sri Mulyani Jadi Bahan Ledekan Netizen Gara-Gara...

"Risiko pertama adalah pandemi Covid-19 dan yang kedua adalah perubahan iklim. Keduanya bukan pengganti, atau bukan urutan prioritas, keduanya sama pentingnya," ujar dia, Senin (2/11/2020).

Dia menjelaskan terkait Covid-19, Pemerintah Indonesia telah menempuh berbagai kebijakan untuk merespons tantangan itu. Seperti dari bidang kesehatan hingga sosial, ekonomi, dan keuangan.

"Kami sedang memperbaiki atau meningkatkan perlindungan sosial kami, terutama bagi masyarakat miskin yang sangat rentan selama Covid-19 ini," ungkap dia.

Pihaknya juga meningkatkan dukungan untuk usaha kecil menengah, termasuk juga komunitas bisnis umum. Pasalnya, mereka terkena dampak dari Covid-19.

"Meski kami fokus menangani masalah risiko Covid-19 ini, bukan berarti pemerintah Indonesia menempatkan risiko paling penting kedua secara global yaitu perubahan iklim pada urutan kedua. Kami akan terus berkomitmen pada kebijakan dan instrumen yakni kami mengarahkan dan menangani masalah perubahan iklim," jelas dia.

Dalam konteks ini, tentunya pemerintah Indonesia juga berkomitmen penuh dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Iklim telah menjadi arus utama dalam kebijakan pemerintah, baik itu anggaran, perencanaan pembangunan, maupun yang diterjemahkan ke dalam kebijakan dan instrumen yang diadopsi.

"Jadi untuk Indonesia, komitmen kami terhadap perubahan iklim sudah dituangkan melalui Paris Agreement. Kontribusi yang ditentukan secara nasional yaitu kami akan mengurangi CO2 sebesar 26% dengan sumber daya kami sendiri dan pengurangan hingga 42% dengan dukungan internasional masih terus dilaksanakan secara konsisten," tandas dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: