Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Softbank Bongkar Kegiatan Jack Ma saat 'Menghilang'

Bos Softbank Bongkar Kegiatan Jack Ma saat 'Menghilang' Kredit Foto: Republika
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Alibaba Jack Ma dikabarkan menghilang sejak Oktober 2020 lalu. Hal itu setelah Ma akan melakukan IPO terhadap anak perusahaan Alibaba, Ant Group, dan menyebut regulator keuangan di China masih bermental seperti pegadaian.

Dalam beberapa hari, regulator memanggil eksekutif Ma dan Ant ke pertemuan dan kemudian membatalkan IPO sama sekali. Sejak itu, situasi memburuk untuk Alibaba dan perusahaan teknologi China lainnya, dengan regulator mengumumkan penyelidikan antitrust ke Alibaba.

Baca Juga: Jack Ma Terciduk Lagi Santuy Main Golf, Buktikan Dirinya Baik-Baik Saja?

Mantan guru bahasa Inggris itu sempat muncul ke publik pada bulan lalu, tetapi kini kabarnya kembali tak terdeteksi. Namun, kini secara mengejutkan CEO Softbank Son mengungkapkan bahwa dirinya tetap berinteraksi dengan Ma, selama publik mengira bahwa dia telah lenyap karena tak terlihat aktivitasnya.

"Tapi (kami) tidak selalu (berbicara) tentang bisnis. Ma suka menggambar dan telah mengirimi saya banyak gambar," kata taipan Jepang itu saat menanggapi pertanyaan tentang tindakan keras regulasi China terhadap Alibaba dan afiliasinya, Ant Group, seperti dilansir CNN, Sabtu (13/2/2021).

Dia menambahkan bahwa dirinya biasanya merespons dengan kreasi sendiri, termasuk terkadang sebelum tidur malam. "Tiga puluh menit atau lebih, sebelum saya pergi tidur, saya menggambar beberapa gambar [dan] menunjukkan padanya," kata Son.

Dia menyebut, Ma sebagai teman dan kawan seumur hidup, dan sebelum pandemi virus corona, keduanya makan malam setiap bulan untuk mengejar pekerjaan dan kehidupan. Keduanya berada di dewan direksi perusahaan satu sama lain hingga tahun lalu.

"(SoftBank) terus menjadi pemegang saham terbesar Alibaba dan Alibaba tetap menjadi aset investasi terpenting kami," ujarnya.

Ditanya tentang risiko regulasi pada hari Senin, Son menepis kekhawatiran dengan alasan bahwa moderasi seperti itu sehat.

"Itu peraturan yang diperlukan, undang-undang yang diperlukan. Saya pikir apa yang mereka bicarakan saat ini adalah sesuatu yang telah dilakukan di AS [dan] negara-negara Eropa, dan itu tidak melebihi apa yang telah kita lihat di negara-negara [itu]," katanya kepada wartawan.

Terkait sikap Ma ihwal kebijakan Pemerintah China yang keras terhadap Alibaba, Son enggan memberikan tanggapannya.

"Saya tidak tahu detailnya. Jadi saya ragu untuk memberikan komentar tentang itu," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: