Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Grab-Gojek Kabarnya Lanjut Diskusi Merger, Dapat Dukungan Bos SoftBank

Grab-Gojek Kabarnya Lanjut Diskusi Merger, Dapat Dukungan Bos SoftBank Kredit Foto: Selular.id.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Grab dan Gojek kabarnya kembali berdiskusi mengenai potensi merger atas penawaran pemegang saham, termasuk SoftBank.

Mengutip lamanĀ Tech in Asia, Senin (14/9/2020), kabarnya CEO dan pendiri SoftBank, Masayoshi Son mendukung kesepakatan tersebut. Perkembangan itu terjadi ketika dua perusahaan berjuang di tengh pandemi.

"Valuasi keduanya 'turun secara substansial' di pasar sekunder karena COVID-19 yang berlarut-larut," menurut laporanĀ Financial Times (FT).

Baca Juga: Microsoft Gagal Beli TikTok di Amerika Serikat, Kalah Sama ....

Baca Juga: Grab Kena Hukuman Denda Ratusan Juta, Ternyata Ini Sebabnya!

Meskipun Grab memiliki valuasi 14 miliar dolar AS pada putaran pendanaan terbaru pada 2019, perdagangan sahamnya telah mengalami diskon 25%. Di sisi lain, pialang pasar sekunder menyebut, saham Gojek juga telah mengalami penjualan dengan diskon besar, terutama dari pemegang saham awal yang ingin keluar.

Analis di PitchBook, Asad Hussain mengatakan, "penggabungan dapat secara signifikan mempercepat jalan Grab dan Gojek menuju profitabilitas."

Pembicaraan merger baru itu terjadi sekitar enam bulan setelah keduanya memulai diskusi awal tentang hal itu. Namun, awalnya pemegang saham Grab menentang wacana itu.

"IndustriĀ ride-hailing akan menjadi industri monopoli," begitu alasan penolakan dari Son. Kini, pihak yang dekat dengan Son menyebut, ia kini mendukung merger.

Meski begitu, di Indonesia, wacana itu berpotensi menjadi topik perdebatan. Saat ini, Pendiri Gojek, Nadiem Makarim ada di kursi pemerintahan--hal itu berpotensi menguntungkan Gojek.

"Gojek merupakan tim tuan rumah dan pemerintah mendukung orang lokal," ujar salah satu investor perusahaan, dikutip dari KrAsia.

Kesepakatan itu juga akan mencermati kesepakatan itu, sebab merger berpotensi melahirkan PHK--apalagi iklim ekonomi tengah memburuk.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: