Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wow! Digitalisasi UMKM Tingkatkan PDB RI Hingga Rp2.433 T di 2024

Wow! Digitalisasi UMKM Tingkatkan PDB RI Hingga Rp2.433 T di 2024 Kredit Foto: Unsplash/Daniel Korpai
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digitalisasi usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia bisa meningkatkan PDB Indonesia sebesar US$160 sampai US$164 miliar atau sekitar Rp2.433 triliun pada tahun 2024 serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi pasca Covid-19. Ini merupakan temuan dari Asia Pacific SMB Digital Maturity Study tahun 2020.

Studi ini dibuat berdasarkan hasil survei UKM dari seluruh kawasan Asia Pasifik oleh International Data Corporation (IDC) sesuai komisi Cisco. Berdasarkan hasil survei, UKM yang lebih matang secara digital bisa menikmati keuntungan lebih tinggi, dalam hal pendapatan dan produktivitas, dibanding UKM yang mengabaikan digitalisasi.

Baca Juga: Genjot Pembayaran Digital, Visa-Alto Gandengan

UKM adalah bagian penting dari perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM), UMKM menyumbang 57,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara keseluruhan. Kementerian juga telah menetapkan target 10 juta UKM merambah ke digital pada tahun 2020.

"Sektor UKM telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sektor ini termasuk yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Seiring upaya Indonesia untuk mengatasi situasi saat ini, transformasi digital UKM akan memainkan peran penting dalam pemulihan bisnis serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan," kata Marina Kacaribu, Managing Director, Cisco Indonesia dalam video conference, Rabu (9/9/2020).

Hasil studi tersebut menunjukkan tiga prioritas investasi teknologi teratas untuk UKM di Indonesia, yaitu investasi pada cloud (20 persen), diikuti oleh keamanan siber (18 persen), dan pembelian atau peningkatan perangkat lunak IT (13 persen).

Namun, UKM juga menghadapi tantangan lainnya. Menurut para responden, kurangnya bakat terampil (20 persen) dan kurangnya wawasan tentang pelanggan dan data operasional (17 persen) adalah dua kendala terbesar yang UKM hadapi.

Untuk Asia Pasifik, digitalisasi UKM bisa meningkatkan PDB kawasan pada tahun 2024 hingga US$2,6 sampai US$3,1 triliun atau sekitar Rp45.990 triliun. Berdasarkan perkiraan IDC, PDB Asia Pasifik akanvtumbuh antara US$10,6 sampai US$14,6 triliun atau sekitar Rp216.599 triliun. Digitalisasi UKM dapat berkontribusi sebanyak 25 persen dari pertumbuhan tersebut.

Studi ini juga menemukan bahwa hampir 70 persen UKM di Asia Pasifik mempercepat digitalisasi bisnis mereka akibat pandemi Covid-19. Sekitar 86 persen responden mengatakan mereka percaya digitalisasi akan membantu meningkatkan ketahanan bisnis terhadap krisis seperti pandemi Covid-19 saat ini.

Studi tahun ini merupakan tindak lanjut dari 'SMB Digital Maturity Index' tahun 2019 yang melihat keadaan adopsi digital UKM di wilayah Asia Pasifik. Studi tahun 2020 ini bertujuan untuk lebih memahami bagaimana UKM bisa maju dalam perjalanan transformasi digitalnya dan memenuhi kebutuhan digitalisasi di kalangan UKM untuk mendorong aktivitas perekonomian.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: