Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kamu Masih Hobi Belanja? Awas Hati-Hati Mental Miskin! Begini Mental Orang Kaya

Kamu Masih Hobi Belanja? Awas Hati-Hati Mental Miskin! Begini Mental Orang Kaya Kredit Foto: Unsplash/Tim Gouw
Warta Ekonomi, Jakarta -

Desi Anwar dalam kanal YouTube Telkomsel di video bertajuk "Poor Mindset vs Rich Mindset" mengatakan bahwa uang bisa dicari saat hilang, tetapi waktu tidak dapat dikembalikan.

Hari demi hari jika seseorang tidak boros dan bisa menggunakan waktunya dengan baik, maka akan ada pencapaian tercipta. Desi Anwar juga mengatakan bahwa kita harus posesif terhadap waktu. Pasalnya, jangan sampai waktu terbuang sia-sia. Ciptakan waktumu untuk memproduksi sesuatu.

Lebih lanjut, Desi Anwar mengatakan bahwa orang bermental miskin, pasti banyak belanja. Terutama belanja yang murah, terlebih kalau ada diskon. Butuh tak butuh, dia takkan memikirkan itu, yang penting dia akan beli. Sekalipun ada banyak warna dari sepatu tersebut, misalnya, dia akan beli biarpun tidak butuh.

Baca Juga: Jangan Sampe Punya, Ini Kesamaan Mental Orang Miskin dan Orang Gagal!

Seseorang bermental miskin akan selalu merasa tidak punya. Mental miskin berarti membeli sesuatu, kemudian dibuang dan menjadi sampah. Apalagi kalau membeli tanpa berpikir karena kesenangan sesaat.

Contoh mental miskin lainnya yaitu seseorang yang menggantungkan nilainya terhadap brand yang ia kenakan demi sebuah status.

Sementara itu, mental kaya itu berarti selalu merasa bersyukur atas apa yang dimiliki dan disaat membeli sesuatu, akan dilakukan berdasarkan investasi. Misal, membeli tas berkualitas bagus yang bisa dipakai dalam 5-10 tahun mendatang. Dan di saat membeli mobil juga akan digunakan untuk menghasilkan sesuatu.

Itulah yang seharusnya dimiliki banyak orang, yaitu mindset investasi. Seperti Steve Jobs yang hanya mengenakan baju hitam dan celana jeans. Kenapa? Karena ia menghembat waktu untuk memikirkan pakaian apa yang akan dikenakan. Karena itulah harus dipahami perbedaan kebutuhan dan keinginan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: