Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tuding Pemblokiran Rekening FPI Picu Rush Money, Apes Kan! Munarman Habis Dikatain...

Tuding Pemblokiran Rekening FPI Picu Rush Money, Apes Kan! Munarman Habis Dikatain... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman, menuding bahwa pemblokiran rekening FPI dkk akan berpotensi meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan di Indonesia. FPI sendiri merupakan organisasi masyarakat (ormas) yang sudah ditetapkan terlarang oleh pemerintah Indonesia.

Bahkan, Munarman mengatakan pemblokiran tersebut akan memicu terjadinya rush money, yakni fenomena ketika masyarakat berbondong-bondong menarik simpanan mereka dari perbankan.

Kontan saja, hal tersebut langsung direspons Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana Rae. Ia menilai tudingan Munarman tersebut tidak mendasar.

"Sangat tidak berdasar. Seperti sering saya katakan. Kami sering memblokir rekening nasabah dari segala jenis kejahatan," ucapnya seperti dilansir dari CNNIndonesia.com di Jakarta, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: "FPI Dibubarkan, Rekening Dibekukan, Indonesia Aman"

Lanjutnya, Dian mengatakan bahwa sistem keuangan dan perekonomian Indonesia justru akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan dunia apabila tidak melakukan pemblokiran rekening. Ia menegaskan bahwa rekening tersebut akan bisa diakses lagi bila setelah pemeriksaan tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan. 

"Karena kita dianggap membiarkan sistem keuangan kita dipakai oleh segala jenis kejahatan," ujarnya.

Baca Juga: Dengar Baik-baik Ya! Listyo Sigit Janji Patuhi Rekomendasi Komnas HAM soal Penembakan FPI!

Sebelumnya, Dian mengatakan pemblokiran terhadap rekening yang diduga berkaitan dengan FPI berpotensi akan bertambah. Hingga saat ini, total sudah 89 rekening yang diblokir. Ia menuturkan, potensi tersebut bisa saja terjadi lantaran pihaknya melakukan pelacakan secara cermat transaksi di tahun-tahun sebelumnya.

"Ini justru (pemblokiran) kenapa jumlahnya bertambah karena financial tracing kan harus dilihat ke mana dulu transaksi. Banyak sekali apalagi kalau kita mundur ke sekian tahun ke belakang. Banyak sekali yang harus kita tracing, uangnya ke mana," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: