Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

UMKM Kuasai Ekonomi Nasional, tapi Minim Dapat Modal Perbankan

UMKM Kuasai Ekonomi Nasional, tapi Minim Dapat Modal Perbankan Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa proporsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 persen per 2020. Menurut Teten, hal ini karena sektor produktif masih dilihat sebagai usaha berisiko tinggi dan rendahnya literasi keuangan di kalangan UMKM.

"Kegiatan UMKM juga dianggap tidak feasible serta sulitnya UMKM dalam melengkapi persyaratan administratif pembiayaan formal," kata Teten Masduki dalam Webinar Online Peran Sektor Keuangan Bangkitkan UMKM yang diselenggarakan Warta Ekonomi, Kamis (25/2/2021).

Baca Juga: Mantap! UMKM Bakal Dapat Pengadaan Barang dan Jasa untuk Pemerintah

Teten mengatakan, seharusnya dengan populasi UMKM yang besar, sudah sepatutnya rasio kredit perbankan untuk UMKM meningkat pada angka 22 persen hingga 30 persen. Populasi UMKM saat ini mendominasi hingga 99 persen unit usaha, menyerap 97 persen tenaga kerja, dan berkontribusi 61,1 persen terhadap PDB.

"Di sinilah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan menyongsong UMKM nasional lebih berdaya saing dan mendunia," katanya.

Maka dari itu, pemerintah berkolaborasi bersama Bank Indonesia serta lembaga pembiayaan untuk terus meningkatkan literasi keuangan sekaligus meningkatkan pembiayaan formal kepada UMKM. Teten menuturkan, program literasi ini diharapkan dapat mendorong pembiayaan yang efektif untuk meningkatkan skala usaha UMKM sesuai amanat UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020.

"Saya juga berharap pelaku UMKM di Tanah Air untuk mendapatkan akses pembiayaan hingga skala ekonominya lebih efisien dan menjadi katalisator perekonomian Indonesia," tuturnya.

Saat ini pemerintah tengah menyiapkan stimulus yang diharapkan dapat membangkitkan UMKM pada 2021 dan berdampak pada perekonomian Indonesia secara agregat. Antara lain berupa Subsidi Bunga KUR dan Non-KUR, KUR Super Mikro, modal kerja koperasi melalui LPDB, dan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).

Teten mengatakan, pemulihan sektor UMKM dan koperasi adalah faktor penting untuk menjawab tantangan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Realisasi penyaluran KUR pada sektor produktif di 2020 terus meningkat menjadi 57,25 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 52 persen. Porsi penyaluran KUR tahun 2020 terbesar disalurkan di sektor perdagangan (42,8 persen), kemudian sektor pertanian (29,6 persen), dan jasa (14,9 persen).

"Sektor pertanian menyerap paling banyak pelaku usaha mikro. Menjadi PR kita bersama untuk meningkatkan pembiayaan pada sektor pertanian yang secara tidak langsung dapat mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan tantangan pemenuhan pangan di masa depan," kata Menteri Koperasi dan UKM.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: