Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukalapak Luncurkan Bayar Tempo, UMKM Bisa Terus Nyetok Barang

Bukalapak Luncurkan Bayar Tempo, UMKM Bisa Terus Nyetok Barang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bukalapak meluncurkan fitur Bayar Tempo sebagai solusi pembiayaan. Fitur ini merupakan fasilitas limit kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif metode pembayaran bagi Mitra Bukalapak untuk mengisi ketersediaan produk grosir dan juga untuk melakukan transaksi pembelian produk virtual di aplikasi Mitra Bukalapak.

Berkolaborasi bersama platform peer to peer (P2P) lending Indodana yang sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tahapan awal Bayar Tempo menyasar hingga ratusan ribu warung Mitra Bukalapak yang aktif berbelanja dan berada dalam cakupan wilayah kerja rekanan penyedia fasilitas pembiayaan.

"Fitur Bayar Tempo ini kami hadirkan sebagai salah satu solusi untuk membantu warung Mitra Bukalapak tetap bisa berjualan dan memiliki kemudahan transaksi walaupun belum sempat melakukan top up di aplikasi Mitra Bukalapak," ujar AVP of Investment & Financing Solutions Bukalapak Dhinda Arisyiya dalam konferensi pers virtual, Kamis (23/7/2020).

Baca Juga: Shopee Paling Berjaya di Indonesia, Tokopedia-Bukalapak Lewat

Fitur Bayar Tempo memungkinkan pemilik warung Mitra Bukalapak menerima sejumlah limit pinjaman yang dapat digunakan berulang kali tanpa batas dan dapat dibayarkan kapan pun sebelum tanggal jatuh tempo. Jika warung Mitra membayar tagihan sebelum tanggal jatuh tempo, limit miliknya akan kembali seperti semula dan bisa dipakai untuk belanja lagi.

Bukalapak juga tidak menerapkan sistem bunga melainkan hanya satu kali biaya layanan di awal bulan yang akan dikenakan apabila Mitra Bukalapak menggunakan limitnya.

Indodana juga berusaha mengembangkan offering produk pinjaman produktif di sektor UMKM. Hingga saat ini, pembiayaan produktif di Indodana sudah mencapai 30% dari portofolio pembiayaan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto. 

"Tapi di sisi lain kami melihat justru di sinilah kebutuhan pembiayaan terbesar yang masih belum dipenuhi oleh perbankan konvensional. Tepatnya masih ada kekurangan pembiayaan Rp1.000 triliun per tahun untuk UMKM. Oleh karena itu peluncuran produk seperti ini sangatlah penting," kata Head of Business Development Indodana, Timothy Prawiromaruto.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: