Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luhut Bilang TKA China Ciptakan Lapangan Kerja Baru, Beneran Nih?

Luhut Bilang TKA China Ciptakan Lapangan Kerja Baru, Beneran Nih? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali buka mulut perihal maraknya kritikan masyarakat yang diarahkan kepada pemerintah terkait masuknya tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Tanah Air.

TKA itu sendiri masuk dalam proyek hilirisasi yang digagas pemerintah. Luhut mengatakan, TKA asal China itu datang ke Tanah Air bukan bermaksud untuk menguasai lapangan kerja masyarakat Indonesia. Mereka menjadi tenaga ahli untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas.

"Ini teknologinya tidak pernah kita kerjakan. Teknologinya tidak pernah kita kuasai, padahal kita punya. Berapa banyak orang Chinanya, berapa banyak orang Indonesia? Sekarang sudah hampir 45.000 pekerja lokal di sana. TKA Chinanya mungkin 3.000an. Lainnya orang Indonesia dan gaji lulusan SMA Rp8-10 juta," ujar Luhut dalam Webinar "Investasi di Tengah Pandemi", Sabtu (25/7/2020).

Baca Juga: Luhut Sebut Corona Bawa Dampak Positif ke Indonesia, Soalnya...

Luhut menyebut, masyarakat saat ini banyak melakukan keributan yang tidak perlu mengenai TKA. Seperti yang belum lama ini diributkan mengenai masuknya 500 TKA dari China. Padahal menurut purnawirawan Jenderal TNI ini, para TKA tersebut akan menciptakan lapangan kerja baru.

"5.000 ahli, bukan lapangan kerja tukang pacul, tapi lapangan kerja operator dan ditraining selama mereka di sana," kata dia.

"Jadi, kalau ada yang ribut ribut, mereka merusak masa depan republik dan masa depan generasimu. Ayo kita ajak kamu lihat ke sana. Kan saya sudah pernah bilang, kalau salah saya cium tangan mu, tapi kalau kamu salah cium tangan saya," sambungnya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: