Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bernilai Rp8,5 Triliun, Startup Uji Tinja Ini Bangkrut

Bernilai Rp8,5 Triliun, Startup Uji Tinja Ini Bangkrut Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bangkrut sudah menjadi tamu akrab bagi sebuah startup. Sewaktu-waktu, ia bisa datang, dan startup pun harus gulung tikar. Nasib tersebut tengah dialami salah satu startup uji tinja (kotoran manusia), bernama uBiome.

uBiome sempat memiliki nilai valuasi sebesar US$600 juta atau sekitar Rp8,5 triliun. Namun, startup yang bergerak di bidang kesehatan tersebut harus bangkrut karena kehabisan dana.

Berdasarkan keterangan dari Business Insider, uBiome sempat tertimpa berbagai masalah, seperti soal validitas ilmiah kinerja mereka, yakni meneliti mikrobioma di kotoran manusia.

Baca Juga: Modal Kerja Kian Tipis, Startup Ini Niat PHK Massal! Berapa Korbannya?

"Saya harus berbagi kabar buruk. Kita tidak bisa lagi melanjutkan operasi secara normal karena kita tak memiliki pendanaan," tulis uBiome dalam email kepada pegawainya.

Pada April lalu, startup ini digeledah FBI karena mengirim tagihan ke pelanggan untuk biaya hasil tes lab terbaru. Namun, tes itu dilakukan tanpa sepengetahuan si pelanggan. Tagihannya pun mencapai US$3.000 (Rp42,5 juta).

Baca Juga: Menggiurkan! Segini Kisaran Gaji Para Ahli Teknologi di Startup Tanah Air

Startup yang berdiri sejak tahun 2012 ini telah mengangkat wali amanat (trustee) untuk proses likuidasi. Sebelumnya, uBiome telah mengajukan ke bab 11 hukum kebangkrutan AS, mereka juga telah berusaha mencari pembeli untuk mengambil alih aset, menyelamatkan pekerjaan, agar bisnis inti tetap berjalan.

Namun, keputusan tetap harus berujung kebangkrutan. Kini, mereka berganti ke bab 7, yakni penutupan perusahaan.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: