Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Penipuan Berkedok Order Fiktif di E-Commerce: Model Bisnis Alimama Indonesia

Waspada Penipuan Berkedok Order Fiktif di E-Commerce: Model Bisnis Alimama Indonesia Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ulasan atau penilaian konsumen jadi salah satu hal penting dalam berbelanja daring (e-commerce). Bahkan, 85% pembeli percaya penilaian konsumen lain, menurut Bright Local. Hal yang sama juga berlaku bagi 54,1% pengguna Twitter di Indonesia saat berbelanja daring.

Akan tetapi, penelitian Universitas Cornell menemukan, setidaknya ada 10% penilaian produk yang tergolong palsu. Hal itu terjadi berkat kehadiran bisnis pembelian dan ulasan palsu.

Di pasar internasional, jasa ulasan fiktif terjadi di platform Fiverr.com--pemberi nilai fiktif akan mendapat bayaran sampai 5 dolar AS (sekitar Rp73,7 ribu). Nah, di Indonesia, skema bisnis serupa ada di platform Alimama. Pernah dengar soal mereka?

Baca Juga: Kisah di Balik Startup Canva: dari Ruang Tamu, Jadi Unicorn Rp880 Miliar!

Baca Juga: Dear Penggemar iPhone, Ada Bocoran Baru Soal iPhone 12 Nih!!

Apa Itu Alimama?

Akhir September 2020, operasional Alimama Indonesia (almm.qdhtml.net) ramai menjadi perbincangan karena dugaan penipuan bermodus menghimpun uang. Para anggota yang bergabung mesti menimbun dana, lalu mereka mesti berpura-pura membeli barang di toko daring guna meningkatkan penilaian toko (rating) di marketplace.

Mengutip Katadata, salah satu mantan anggota Alimama, Ayu berkata, "satu orang (bisa) sampai 60 kali pesan setiap hari."

Berdasarkan informasi yang tim Warta Ekonomi terima belum lama ini, setiap anggota bakal mengantongi komisi ketika melakukan transaksi palsu lewat platform Alimama--saldo mereka pun tak terpotong.

Besaran komisinya mencapai 0,22%. "Ada toko daring Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli. Namun, kami harus bertransaksi lewat Alimama, jadi saldo kami tak terpotong," ujar Ayu.

Ia berhenti melakukan itu sebab menurutnya ada yang salah dari hal tersebut. Setoran awal Rp2 juta pun Ayu tarik kembali, sedangkan komisi Rp300 ribu yang ia himpun sudah ludes akibat potongan biaya administrasi.

Di sisi lain, ada banyak anggota yang sulit menarik kembali setoran dana awal. Kepolisian di Jakarta, Bogor, Surabaya, hingga Bengkulu pun menerima laporan soal Alimama. Pada akhirnya, Satgas Waspada Investasi membekukan Alimama.

Bukan Bagian Alimama di China

Model bisnis Alimama Indonesia dan Alimama di China berbeda. Di Negeri Tirai Bambu, Alimama merupakan bagian dari Alibaba Group--sama seperti Lazada.

Alimama di China bergerak di sektor pemasaran, membantu para penjual daring di platform Alibaba Group mempromosikan produk-produknya.

"Situs Alimama itu dioperasikan oleh pihak tak bertanggung jawab dan telah ditutup," begitu tanggapan Alibaba Group soal kasus Alimama di Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: