Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Susi Pudjiastuti: Cuma Indonesia yang Jual Benih Lobster, Apa Harus Bangga?

Susi Pudjiastuti: Cuma Indonesia yang Jual Benih Lobster, Apa Harus Bangga? Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekspor benih lobster membuat Edhy Prabowo tertangkap dalam OTT KPK. Padahal, kebijakan itu sudah mendapat perlawanan dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti.

Menurutnya, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang mengizinkan ekspor benih bening lobster (BBL) atau benur. Melalui Instagram @susipudjiastuti115, sembari meneteskan air mata, Susi mengutarakan, lobster dan jenis hewan laut lainnya merupakan plasma nutfah yang secara genetik tidak bisa direkayasa manusia untuk keberlanjutan (sustainability) kehidupannya.

"Di seluruh dunia yang jualan bibit lobster hanya Indonesia, dan bibit sidat cuma Indonesia, juga yang memanen koral, memperjual belikan koral cuma Indonesia, apakah kita harus bangga kita satu-satunya yang jualan bibit lobster? Jualan koral? Tidak, mereka adalah plasma nutfah yang tidak bisa kita genetik rekayasa keberlanjutannya. Maaf saya menangis karena saya tahu," ujar Susi, Minggu (29/11/2020).

Baca Juga: Waduh, Luhut Mau Kembali Izinkan Ekspor Benih Lobster, yang Benar??

Baca Juga: Mahfud MD ke Rizieq: Kalau Merasa Sehat, Mestinya Tak Keberatan Diperiksa

Lobster, ikan, udang merupakan Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia. Susi menyebut, semakin dijaga dan dikelola secara baik, maka dia melakukan regenerasinya sendiri. Bahkan, semakin produktif SDA Indonesia yang bersifat renewable resources atau yang dapat diperbaharui.

"Saya melihat SDA kita ini very variabel, dan sustainable, kenapa ikan, udang, lobster semua ini kalau dijaga dia akan melakukan regenerasi sendiri, semakin kita atur, semakin kita jaga, semakin produktif sumber daya alam kita yang bentuknya renewable resources. Kalau tambang ditambagi dia akan habis, kalau ikan dia akan replanting, hanya kalau kita mengolahnya dengan benar," kata Susi.

Meski begitu, dia menegaskan, bahwa Indonesia tidak peduli dengan plasma nutfah. Bahkan, dia mengingatkan bahwa SDA saat ini bukan milik kita, tapi milik generasi Indonesia selanjutnya.

"Di negeri kita tidak ada kepedulian itu, saya menangis karena saya tahu. Di Pangandaran 20 ton lobster, ikan 30 ton dalam sehari. Di tengah laut diambil hilang ikannya, lobster diambil bibitnya hilang bibitnya, kita mau ke mana? Plasma nutfah itu bukan milik kita, milik generasi anak cucu kita, tidak boleh kita ambil begitu saja," ujarnya.

Karena itu, dia berharap agar agama, negara dapat melindungi lobster dan hewan plasma nutfah lainnya.

"Lobster tidak bisa di breeding in house mereka adalah plasma nutfah. Agama, negara harus melindungi plasma nutfah karena itu berkelanjutan kita sebagai manusia," tambahnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: