Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringatan Keras Keluar dari Mulut PBB, Perang Skala Besar Terjadi Jika Amerika...

Peringatan Keras Keluar dari Mulut PBB, Perang Skala Besar Terjadi Jika Amerika... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi, New York -

Saat Israel terus membombardir Gaza setelah berhari-hari melakukan tindakan brutal terhadap jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsa, seorang utusan tinggi PBB memperingatkan meletusnya "perang skala penuh".

"Hentikan penembakan segera. Kita sedang eskalasi menuju perang skala penuh," ujar Tor Wennesland, diplomat Norwegia dan koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, di Twitter.

Baca Juga: Setelah Kejadian Ini, Rakyat Palestina Terima Pesan Ancaman dari Intelijen Israel

Pernyataan itu muncul ketika AS menunda mengeluarkan pernyataan bersama dengan 15 anggota Dewan Keamanan PBB. Peringatan PBB itu dipandang sebagai teguran pada Washington yang membiarkan eskalasi kekerasan.

"Para pemimpin di semua sisi harus memikul tanggung jawab de-eskalasi. Biaya perang di Gaza sangat menghancurkan dan dibayar oleh orang-orang biasa. (PBB) bekerja dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang," tegas Wennesland.

Pernyataan Wennesland bertepatan dengan upaya diplomatik di Dewan Keamanan PBB yang bertemu membahas eskalasi kekerasan Israel di Gaza setelah berhari-hari tindakan keras terhadap jamaah Muslim di malam-malam Ramadhan di Yerusalem Timur.

Lebih dari 300 orang terluka pada Senin ketika pasukan Israel menyerang warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa. Pada hari yang sama, 15 anggota Dewan Keamanan PBB bertemu, tetapi Washington dilaporkan menolak mengadopsi draf pernyataan yang diusulkan Norwegia "pada saat ini".

Draf tersebut, dilihat oleh AFP, tidak hanya menyuarakan keprihatinan besar tentang meningkatnya ketegangan dan kekerasan, tetapi juga menyerukan Tel Aviv menghentikan kegiatan pemukiman, pembongkaran dan penggusuran di semua wilayah pendudukan, termasuk Yerusalem Timur.

Draf tersebut juga menyerukan, "Mencoba menahan diri, menahan diri dari tindakan provokatif dan retorika, serta menjunjung tinggi dan menghormati status quo bersejarah di situs suci."

Ditanya tentang sikap AS atas pernyataan itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menolak menjawab secara langsung.

"Kami ingin memastikan bahwa langkah-langkah itu, baik yang berasal dari pemerintah Israel, Otoritas Palestina, atau Dewan Keamanan PBB, berfungsi, bukan untuk meningkatkan atau memprovokasi, tetapi untuk menurunkan," papar dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: