Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Prospek Waskita Karya di Tengah Rencana Transformasi, Divestasi, dan SWF

Begini Prospek Waskita Karya di Tengah Rencana Transformasi, Divestasi, dan SWF Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komitmen PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) untuk memperbaiki kinerjanya di tahun 2021 dinilai menjadi hal yang positif dan menunjukan prospek yang baik bagi perseroan.

"Bagus prospek saham. Perusahaan berkomitmen dalam melaksanakan restrukturisasi kredit, WSKT berkomitmen dalam menyelesaikan proyek-proyek tol strategis," kata Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama, di Jakarta, Selasa (30/3/2021).

Waskita diketahui tengah melakukan transformasi bisnis, restrukturisasi keuangan hingga divestasi saham jalan tol yang dimiliki. Perseroan optimis langkah-langkah tersebut dapat mendongkrak kinerja perusahaan di sepanjang 2021 dan kedepannya.

Pada tahun 2020, ditengah kondisi yang sangat menantang Waskita masih berhasil mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp27 triliun. Angka tersebut di atas target yang telah ditetapkan dan lebih tinggi dibandingkan para pesaingnya.

Ia menekankan bahwa saat ini perseroan pun tengah menjalankan proses divestasi beberapa ruas tol. “Negosisasi dalam hal divestasi tol masih berlangsung secara progresif," ucap Nafan.

Baca Juga: Wow! Waskita Beton Targetkan Pendapatan Usaha Rp5,33 Triliun Di 2021

Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada melihat bahwa untuk tahun 2021, rencana divestasi ruas tol juga memang akan mempengaruhi kinerja perseroan.

Ia menyebut jika Waskita tengah melakukan divestasi dua ruas tol merupakan transaksi dengan investor asing yaitu Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Tol Ciawi-Sukabumi. Keduanya memiliki panjang 112 km di mana Waskita Karya mengempit 98,19% saham.

Kemudian empat ruas tol ditransaksikan dengan investor domestik yaitu Tol Cibitung-Tanjung Priok sepanjang 34 km dengan kepemilikan 55%, Tol Cinere-Serpong sepanjang 10,1 km dengan kepemilikan 35%, Tol Batang-Semarang sepanjang 75 km dengan kepemilikan 40% dan Tol Krian-Legundi-Bunder sepanjang 38,3 km dengan kepemilikan 99,82%.

“Prospek Waskita ini diikuti rencana penjualan beberapa ruad tolnya,” ucapt Reza.

Nah, kemudian adanya SWF juga dianggap Reza menjadi pemantik kinerja dari Waskita Karya,” jelasnya.

Seperti diketahui, Waskita melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (“WTR”) pada 5 Maret lalu telah menandatangani 2 Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PPJB) dalam rangka divestasi jalan tol. Total nilai atas 2 transaksi tersebut mencapai Rp 2,3 Triliun.

Pertama, WTR telah menandatangani PPJB untuk divestasi 20% dari total 40% kepemilikan saham pada PT Jasamarga Semarang Batang, pengelola jalan tol Semarang – Batang. Kedua, WTR juga menandatangani PPJB untuk divestasi 30% saham pada PT Jasa Marga Kualanamu Tol, pengelola jalan tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi, dengan nilai transaksi sebesar Rp 824 Miliar. Investor untuk transaksi divestasi tersebut adalah Kings Ring Ltd.

Finalisasi atas kedua transaksi tersebut ditargetkan untuk dapat segera dilaksanakan setelah seluruh administrasi dan legalitas telah dilengkapi.

Sebelumnya President Director Waskita, Destiawan Soewardjono mengatakan bahwa Waskita masih tetap mendapatkan kepercayaan yang besar dari para pemilik proyek. “Pencapaian nilai kontrak baru ini akan menjadi katalis positif perbaikan kinerja Waskita,” terang Destiawan.

Baca Juga: Waskita Gunakan 5 Model Software Buat Bangun Double Double Track Manggarai-Jatinegara

Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru Waskita dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan, jalan tol, dan jembatan adalah sebesar 43%, proyek EPC sebesar 27%, proyek Gedung sebesar 13%, proyek infrastruktur sumber daya air sebesar 8%, serta proyek dari anak usaha sebesar 9%.

Beberapa proyek besar yang diperoleh Waskita pada 2020 antara lain Proyek Tol Ciawi – Sukabumi seksi 3 dan 4 senilai Rp3,3 Triliun, proyek konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro Batang Toru dengan nilai Rp887 Miliar, Bendungan Jragung Paket 1 senilai Rp733 Miliar, dan Jaringan Irigasi Rentang dengan nilai kontrak Rp554 Miliar.

Destiawan yakin bahwa transformasi dan strategi lain yang telah dicanangkan akan dapat membuat Waskita mengembalikan performanya. “Meskipun belum pulih 100%, tapi Waskita telah berada di rute yang tepat untuk memperbaiki kinerja dan kondisi keuangannya,” kata Destiawan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: