Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Dirongrong Iran-Turki, UEA Lantang Bela Keputusan Normalisasinya

Meski Dirongrong Iran-Turki, UEA Lantang Bela Keputusan Normalisasinya Kredit Foto: Twitter/Tel Aviv
Warta Ekonomi, New York -

Uni Emirat Arab (UEA) membela keputusannya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dan mengecam campur tangan negara lain dalam urusan Arab, kecaman yang tampaknya ditujukan pada musuh-musuhnya, Iran dan Turki.

Dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan mengatakan bahwa keputusan UEA untuk menormalisasi hubungan dengan Israel yang diumumkan pada Agustus 2020 telah membekukan rencana Zionis untuk mencaplok wilayah pendudukan di Tepi Barat yang diklaim oleh Palestina.

Baca Juga: Proyek Lumbung Pangan UEA di Kalteng Terkendala, Menteri LHK Turun Tangan

Dia berharap langkah itu dapat membuka kesempatan Palestina dan Israel untuk kembali berunding.

"Kita berharap kesepakatan damai ini akan memberikan kesempatan bagi Palestina dan Israel untuk kembali terlibat dalam perundingan untuk mencapai perdamaian," kata Al Nahyan sebagaimana dilansir VOA.

Palestina mengecam kesepakatan yang ditandatangani oleh UEA dan Bahrain dengan Israel, yang ditengahi oleh Amerika, dan menuduhnya sebagai tindakan pengkhianatan.

Presiden Mahmoud Abbas menggunakan pidatonya di PBB pada Jumat (25/9/2020) untuk menekankan bahwa pemerintahnya belum memberikan mandat kepada siapa pun untuk berbicara atau berunding atas nama rakyat Palestina.

Abbas mengatakan satu-satunya jalan untuk perdamaian abadi adalah diakhirinya pendudukan Israel dan pembentukan negara Palestina.

Al Nahyan juga memperingatkan tentang apa yang disebutnya sebagai "ambisi ekspansionis dari beberapa negara di kawasan".

Meskipun ia tidak menyebut nama negara mana pun, UEA telah lama menuduh Iran, Turki dan Qatar mencampuri urusan negara lain di luar perbatasannya.

UEA adalah bagian dari empat negara Arab yang telah memboikot Qatar sejak 2017, terutama karena dukungannya terhadap kelompok-kelompok Islam seperti Ikhwanul Muslimin, yang oleh UEA disebut sebagai kelompok teroris dan dianggap sebagai ancaman politik dan keamanan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: