Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear Pak Erick Thohir, Rakyat Benar-Benar Menderita: Sudah Gak Kuat, Terancam Gulung Tikar

Dear Pak Erick Thohir, Rakyat Benar-Benar Menderita: Sudah Gak Kuat, Terancam Gulung Tikar Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebelas bulan digempur corona, kehidupan rakyat miskin Benar-Benar Menderita (BBM). Apa buktinya? Ada data terbaru, 3,5 pekerja yang dirumahkan. Lalu, ada 20 ribu usaha warteg terancam gulung tikar. Kasian ya...

Data 3,5 pekerja yang dirumahkan diungkapkan Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam Webinar Masyarakat Ekonomi Syariah 7th Indonesia Islamic Economic Forum (IIEF), Jumat (22/1/2021). Ironisnya, pekerja yang dirumahkan, kata Erick, merupakan golongan usia produktif. Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Utang Terbesar di 3 BUMN, Duh Kasihan.....

“Ada 53 persen atau sebagian besar berada di usia yang sangat produktif. Usia antara 18-30 tahun,” kata Erick. 

Selain yang dirumahkan, kata Erick, ada 3 juta angkatan kerja baru yang membutuhkan pekerjaan. Selain masalah pengangguran, corona juga berdampak bagi pelaku usaha kecil. Di Jabodetabek, sekitar 20 ribu pengusaha warteg atau warung tegal terancam gulung tikar. 

Ketua Umum Koperasi Warung Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengatakan bahwa ancaman itu nyata. Pasalnya, beban pengusaha warteg sangat berat di era pandemi ini. Harga bahan makanan naik, sementara omset terus anjlok. Baca Juga: Pengangguran di Mana-mana, Pekerja China Makin Bikin Ruwet

“Sudah nggak kuat. Sewa warung tetap ditagih, omset menurun. Akhirnya ya lebih dari 20 ribu warteg itu tutup. Daripada buka tapi merugi terus,” katanya, kemarin.

Dia bilang lebih dari 50 ribu warga asal Tegal dan Brebes tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek. Mereka umumnya menjadi pengusaha warteg. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, upaya bertahan dari tekanan ekonomi tak bisa berlangsung lama.

“Sekarang sudah banyak yang pulang ke daerahnya masing-masing. Sudah nggak bisa buka warung,” akunya

Hal senada diutarakan Ketua Paguyuban Pedagang Warteg dan Kaki Lima se-Jakarta dan Sekitarnya (Pandawakarta), Puji Hartoyo. Kata dia, penerapan PSBB membuat pengusaha warteg menjerit.

“Di satu sisi, ini sangat baik bagi langkah pencegahan penyebaran Covid-19, tapi di sisi lain memberatkan pedagang. Puluhan ribu warteg benar-benar terancam gulung tikar,” kata Puji.

Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Koperasi dan UKM, Luhur Pradjarto menanggapi kabar akan bangkrutnya 20 ribu pengusaha warteg. Dia meminta asosiasi memberikan kepastian data yang disampaikannya. Menurutnya, jumlah 20 ribu itu tidak sedikit. Sehingga bila data tersebut benar, maka perlu mendapat perhatian lebih. “Angka ini harus disikapi dengan baik,” tandas Luhur.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mendesak Pemerintah memberikan kompensasi bagi pengusaha warteg.

“Kan nggak bisa makan lewat warteg terus delivery order semua. Jadi pemerintah diminta realistis dan harus jelas,” papar Bhima saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Apabila tidak mampu membantu 64 juta unit usaha, lebih baik Pemerintah memikirkan soal kelanjutan PPKM. Sebab PPKM hanya membuat rakyat miskin menderita.

Di dunia maya, keluhan tentang hidup makin susah juga disuarakan warganet. Akun @dhewie_official membenarkan apa yang disampaikan asosiasi warteg. “Ya Allah memang betul dampak dari pandemi sangat menyengsarakan rakyat. Saudara-saudara saya juga pada bangkrut yang punya warteg,” cuitnya. “Kalau warteg pada tutup, berarti indikator perekonomian negara sedang jeblok,” timpal @NaylaAzkiaa.

Akun @angkringandotco menyoroti angka 3,5 juta pekerja yang dirumahkan. “Terus yang pengangguran sebelum Covid-19 gimana? Ada 3 : pengangguran sebelum Covid-19, pekerja dirumahkan karena Covid-19, angkatan kerja baru jaman Covid. Berapa juta kah totalnya? setiap angkatan kerja berapa kali multiplier effect-nya? Pusing,” cuitnya.

“Totalnya 6,5 juta yang nganggur... “ timpal akun @jakapujakesuma1. “3,5 juta + 3 juta pengangguran, 10 juta harap-harap cemas,” balas akun @Laksamanacarato.

“Nggak bsa dibayangkan kalau yang 3.5 juta gelandang di Tamrin Sudirman...bakal kerepotan menteri sosialnya nyariin kerjaan,” sindir akun @MrT44876241. “13,5 juta pekerja dirumahkan, 15 orang gelandangan dipekerjakan di BUMN dan 1 orang dikomisariskan. Lumayan, sisanya 3,5 - 16 = 3,484 orang,” timpal akun @y_yumnan. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: