Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Tata Kota Sebut Sistem Drainase Jakarta Tak Sanggup Tampung Air Hujan

Pengamat Tata Kota Sebut Sistem Drainase Jakarta Tak Sanggup Tampung Air Hujan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banjir melanda di sejumlah titik di Ibu Kota Jakarta usai hujan deras dengan intensitas tinggi dua hari ini. Selain permukiman warga, banjir juga merendam sejumlah jalan arteri dan ruas tol akibat drainase buruk.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melaporkan, tidak kurang dari 40 ruas jalan di wilayah Jakarta terendam banjir akibat guyuran hujan lebat dan limpasan air sungai pada Sabtu (20/2/2020) pagi.

Baca Juga: Wakilnya Anies Bongkar Penyebab Banjir Jakarta, Gara-gara Senayan

Banjir di jalanan dan tol ini, dinilai karena sistem drainase yang buruk. Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebut, tidak semua sistem drainase ibu kota mampu dan berfungsi menampung curah hujan biasa. Apalagi curah hujan yang ekstreem.

Kata Nirwono, hanya 33 persen saluran air di Ibu Kota Jakarta yang berfungsi dengan baik. "Hanya 33 persen drainasi yang berfungsi dan terhubung dengan baik. Itu pun berada di pusat kota dan jalan protokol saja. Saluran drainase harus direhabilitasi, banyak yang tak mampu menampung air. Dan yang pasti harus terhubung semua saluran lainnya," ujar Nirwono dalam perbincangan dengan RM.id, Sabtu (20/2).

Nirwono menambahkan, saluran drainase harus terhubung dengan tiga saluran lain. Pertama saluran mikro atau lingkungan. Saluran ini kudu dilebarin. Dari 0,5 meter menjadi 1,5 meter. Kedua, saluran meso, sekunder atau kawasan dari 1 meter ke 2,5 meter. Dan ketiga saluran makro, primer atau kota, dari ukuran 1,5 meter ke 3,5 meter.

Tak hanya itu, saluran harus dirawat rutin, bebas sampah, limbah, dan lumpur. "Gerebek lumpur dan sampah rutin. Tapi tak cukup. Harus dilebarkan dan terhubung. Dan harus ada penataan ulang jaringan utilitas terpisah dan terpadu dengan revitalisasi trotoar. Ini yang mandek selama pandemi. Sehingga jaringan utilitas masih tumpang tindih di dalam saluran drainase," paparnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: