Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rocky Gerung Kritik Utang Pemerintah: Kebijakannya Ugal-ugalan

Rocky Gerung Kritik Utang Pemerintah: Kebijakannya Ugal-ugalan Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Akademisi Rocky Gerung menyebut saat ini Indonesia sedang berurusan dengan keterbatasan anggaran. Negara belum mampu membayar utang namun di saat yang sama harus menghadapi kebangkrutan BUMN dan penanganan pandemi.

"Kan teorinya keseimbangan primer tidak memasukkan bunga utang dan penempatan modal negara ke BUMN. Nah BUMN bangkrut, itu butuh modal negara. Negara tidak punya uang, sedangkan bayar utang itu diperlukan sebagai jaminan kita bisa utang baru. Itu dua-duanya tidak ada," tukas Rocky Gerung pada video yang disiarkan di kanal Youtube pribadinya, Kamis (24/6/2021).

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Maju Pilpres 2024, Rocky Gerung Langsung Nyeletuk: Tidak Layak! Dungu!

Dengan kondisi yang seperti itu, Indonesia masih harus menghadapi situasi krisis pandemi. Menurut akademisi tersebut, kebijakan PPKM mikro yang diserahkan ke daerah masing-masing seolah menunjukkan negara menghindar dari tanggung jawab memberikan anggaran ke daerah.

"Presiden bilang silakan daerah lakukan inisiatif sendiri, lockdown dan sebagai macam. Daerah bilang kalau lockdown rakyat mau dikasih makan apa, sedangkan daerah sendiri anggarannya tergantung pusat," tambahnya.

Dia menilai perencanaan kebijakan pemerintah bersifat ugal-ugalan.

"Ugal-ugalan enggak ada soal kalo ada perencanaan. Ini ugal-ugalan dia enggak tahu kalo di depan ada batu, enggak tahu kalau itu bukan lagi jalan tol tapi jadi gorong-gorong. Jadi nyungsepnya ke gorong-gorong," lanjutnya.

Dia menyampaikan seharusnya pemerintah sudah mengeluarkan anggaran untuk kebijakan lockdown sejak awal pandemi, ketika pemerintah masih mampu meyakinkan rakyat dan masih ada sisa uang yang belum dikorupsi.

"Jadi ini satu paket dari kedunguan kebijakan dari awal," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan Indonesia berutang tanpa memiliki keperluan dasar yang jelas.

"Kita berutang tapi kita tidak tahu mau buat apa utang itu. Jadi kita harus curiga utang ini dipake untuk melegakan publik seolah-olah masih ada uang. Padahal itu utang yang belum dipakai, artinya tidak berguna karena tidak menimbulkan efek berantai ke konsumsi," kata Rocky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: