Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pertemuan G20, Lihat Hebatnya Menlu Retno Lantang Suarakan Multilateralisme

Jelang Pertemuan G20, Lihat Hebatnya Menlu Retno Lantang Suarakan Multilateralisme Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Roma, Italia -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan pentingnya multilateralisme dalam menangani serta menghadapi tantangan global. Dia menyoroti masih adanya negara-negara yang membangun tembok pemisah.

“Dunia hadapi banyak tantangan, mulai dari Covid-19, pemulihan ekonomi, sampai ketahanan pangan. Untuk menghadapi hal tersebut, tidak terdapat pilihan kecuali membuat multilateralisme dan global governance bekerja dengan baik,” kata Retno dalam konferensi virtual sesaat setelah menghadiri pertemuan fisik perdana para menlu G-20 di Matera, Italia, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga: Bareng Italia dan Kanada, Menlu Retno Bahas Ini dalam G20

Dalam pertemuan yang mengangkat tema “People, Planet, and Prosperity” itu, Retno menyinggung tentang masih banyaknya negara yang membangun tembok-tembok pemisah. Padahal saat ini dunia memerlukan jembatan untuk mengatasi perbedaan. “Saya dorong seluruh negara G-20 untuk atasi perbedaan, bangun kesatuan. Build bridges, not wall,” ujarnya.

Retno menekankan, G-20 harus berfungsi sebagai katalis untuk memperkuat multilateralisme serta mengirim pesan tunggal bahwa dunia harus maju bersama. Vaksin adalah contoh yang diangkat Retno dalam pertemuan tersebut.

“Banyak negara mengatakan vaksin merupakan barang publik global, maka yang diperlukan adalah meningkatkan komitmen multilateralisme,” ucapnya.

Menurut Retno, terkait vaksin, komitmen multilateral yang perlu ditingkatkan adalah untuk tiga hal. Pertama melakukan pembagian dosis lebih banyak melalui Covax. Kedua mendukung TRIPS waiver melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Terakhir, menyediakan pendanaan untuk menutup kekurangan dana ACT-A.

Retno pun memberi contoh lain, yakni di bidang perdagangan. “Pada saat kita berbicara perdagangan untuk pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan yang harus dicapai adalah pertumbuhan yang inklusif, yang dinikmati semua negara,” katanya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: