Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apes Banget Perusahaan Tambang Emas Bakrie dari Untung Berubah Jadi Buntung, Ini Sebabnya!

Apes Banget Perusahaan Tambang Emas Bakrie dari Untung Berubah Jadi Buntung, Ini Sebabnya! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan tambang emas milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menelan pil pahit pada tahun 2020 lalu. Perseroan tercatat menderita kerugian sebesar US$293,9 juta dari untung senilai US$103,1 juta di tahun 2019. 

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, menuturkan bila perusahaan mencatakan rugi yang diatribusikan pada pemilik entitas induk sebagai dampak pandemi salah satunya karena volume atau harga yang lebih rendah,

“Kemudian, beban bunga termasuk kapitalisasi pada restrukturisasi hutang, dan penurunan nilai aset dalam eksplorasi akibat pandemi Covid-19,” ucapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (18/5/2021). 

Baca Juga: Gara-Gara Emas, Cuan Perusahaan Tambang Bakrie Grup Melonjak Drastis Sampai 800% Lebih!

Di tengah kondisi pandemi yang menantang, yaitu dengan harga penjualan rata-rata yang lebih rendah 14%, volume penjualan yang lebih rendah 7%, Perseroan mencatatkan pendapatan operasional sebesar US$230,3 juta dan margin usaha sebesar 6,3% dari 9,1% tahun lalu. 

“Ini berkat pengendalian biaya yang ketat dan menjaga produksi mendekati normal meski dalam kondisi yang menantang ini. Meskipun sektor saat ini masih dalam kondisi tertekan, Perseroan tetap berhasil mencatatkan pendapatan operasional sebesar USD230,3 juta,” tambah Dileep. 

Baca Juga: Terlilit Banyak Utang, Analis: Grup Bakrie Wajib Jual Aset

Dimana, beban pokok penjualan turun menjadi USD 3.245,2 juta dari US$4.003,7 juta pada 2019 sejalan dengan penurunan unit beban pokok penjualan sebesar 13% menjadi USD 39,8/ton untuk 81,5MT dibandingkan dengan USD 45,6 / ton untuk 87,7MT pada 2019. Closing Inventory juga mengalami penurunan sebesar 30% menjadi 2,2 MT pada akhir 2020 dibandingkan 3,2 MT di 2019. Hal ini mencerminkan optimalisasi modal kerja,” terangnya. 

“Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak pandemi Covid-19 sangat bepengaruh pada kinerja sektor di tahun 2020, namun sinyal pemulihan di sektor batubara mulai terlihat dan berlanjut pada kuartal pertama tahun 2021. Dengan kembalinya optimisme sektor, dan tren kenaikan harga batubara, Perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja yang signifikan di sepanjang2021,” tutupnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: