Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bawa-bawa Perusahaan Kosmetik, Max Sopacua Pedas Sentil Mulut SBY

Bawa-bawa Perusahaan Kosmetik, Max Sopacua Pedas Sentil Mulut SBY Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Max Sopacua kesal dengan upaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dianggap ingin mematenkan Demokrat untuk pribadi. Max mengungkap SBY coba patenkan merek partai Demokrat menggunakan perusahaan kosmetik.

Max menyebut langkah SBY dilakukan dalam senyap. Max menduga kubu Cikeas sengaja meramaikan isu lain demi memuluskan mematenkan merek Demokrat di Kemenkumham.

Baca Juga: Penuhi Syahwat Politik SBY, Max Sopacua: AHY Cocok Jadi Cagub DKI daripada Moeldoko

"Kenapa diam-diam? Sengaja diangkat masalah lain sehingga kita berdebat untuk itu. Termasuk masalah pengadilan. Itu untuk mengaburkan pemikiran orang," kata Max.

Max memperoleh informasi bahwa usaha mematenkan merek dan logo partai Demokrat dilakukan SBY via perusahaan kosmetik. Kabar ini tentu membuat Max heran bukan kepalang karena perusahaan kosmetik tak ada hubungannya dengan Demokrat. Sayang, Max enggan menyebut nama perusahaan yang dimaksudnya.

"Didaftarkan PT yang disinyalir perusahaan kosmetik, kita belum tahu itu punya siapa, apa punya keluarga SBY juga atau tidak. Tapi ini tidak nyambung PT kosmetik kok daftarkan parpol untuk kepemilikan SBY," ujar mantan anggota DPR RI itu.

Max menuturkan dosa SBY yang ingin mematenkan Demokrat untuk pribadinya sungguh tak bisa dimaafkan. Ia dan para pendiri Demokrat berencana menggugat SBY dalam waktu dekat. Menurut versi Demokrat KLB, SBY sudah salah lebih dulu dengan membantah 99 orang mendirikan Demokrat.

"Gantikan 99 nama pendiri itu mungkin lebih ringan dosanya daripada daftar ke pengadilan sbagai pemilik tunggal partai Demokrat," ucap Max.

Max menyatakan di awal berdirinya Demokrat, SBY hanya berstatus sebagai anggota. Max menganggap SBY telah berubah menjadi manusia yang kian serakah.

"Di mana dia (SBY) buat partai Demokrat? 6 Maret 2003 dia bilang tidak berambisi buat Partai Demokrat, dia bilang bgitu juga ke Bu Mega. 7 April dia muncul di rapat koordinasi Demokrat nyatakan mau jadi anggota. Sekarang dia daftar sebagai pemilik tunggal. Itu apa sih namanya? Tamak? Super tamak? Atau apa gitu. Mengambil hak orang banyak yang bukan hak dia," pungkas Max.

Republika coba meminta klarifikasi terkait kabar ini ke Demokrat kubu Cikeas. Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan pihaknya memilih tak menanggapi tudingan Demokrat hasil KLB tersebut.

Sebelumnya, pendiri Partai Demokrat Hengky Luntungan menyampaikan punya bukti soal SBY mendaftarkan merek Demokrat atas nama pribadi. Ia menyebut pendaftaran dilakukan SBY pada 19 Maret. Hanya saja, pemerintah belum mengeluarkan pengesahan atas permintaan SBY.

"Saya heran kok Partai Demokrat didaftarkan milik SBY. Ini didaftarin ke Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Untung belum keluar (pengesahannya). Kami bakal segera bantah klaim SBY ini karena sangat merugikan," kata Hengky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: