Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Filmnya Dikecam Banyak Orang, Sutradara Cuties Buka Suara

Filmnya Dikecam Banyak Orang, Sutradara Cuties Buka Suara Kredit Foto: Unsplash/Alex Litvin
Warta Ekonomi, Paris -

Film Prancis Cuties mendapatkan kecaman lantaran dituding mengandung unsur sensualitas anak di bawah umur hingga pedofilia. Menurut sutradara film tersebut, Maïmouna Doucouré menggarap film melalui riset yang cukup panjang yakni kurang lebih satu setengah tahun.

Perempuan 35 tahun tersebut mengaku telah mewawancarai gadis-gadis pra-remaja dan mencoba memahami gagasan mereka tentang apa itu feminisme. Serta bagaimana media sosial mempengaruhi gagasan tersebut.

Baca Juga: Dituding Ada Unsur Pedofilia, Film Cuties Banjir Kecaman

“Pesan utama dari film ini adalah bahwa gadis-gadis muda ini harus memiliki waktu untuk menjadi anak-anak, menikmati masa kecil mereka, dan memiliki waktu untuk memilih siapa yang mereka inginkan ketika mereka dewasa. Anda punya pilihan, Anda dapat menavigasi di antara budaya-budaya ini, dan memilih dari elemen keduanya, untuk berkembang menjadi diri Anda sendiri, terlepas dari apa yang didikte media sosial dalam masyarakat kita," papar Doucouré, seperti dikutip dari laman Deadline, Sabtu (12/9/2020).

Doucouré mengaku memiliki sedikit kekhawatiran tentang media sosial dikalangan anak muda sekarang ini.

Diakui olehnya media sosial menjadi wadah untuk bertukar informasi dan melihat banyak gambar yang indah. Namun, dibalik itu semua dirinya menemukan bahwa media sosial mengubah cara pandang kaum muda tentang cinta dan harga diri.

“Cinta dan harga diri dibangun melalui banyak like dan pengikut. Apa yang terjadi adalah gadis remaja melihat gambar wanita menjadi objek, dan semakin wanita itu menjadi objek, semakin banyak pengikut dan like yang dia miliki. Mereka melihatnya sebagai panutan dan mencoba meniru wanita-wanita ini, tetapi mereka belum cukup dewasa untuk tahu apa yang mereka lakukan," kata Doucouré menambahkan.

Meskipun penerimaan di Prancis terbilang positif selama dua minggu terakhir. Rilis di Amerika Serikat tampaknya kurang mulus lantaran film telah mendapat kecaman. Kendati demikian ia berharap bahwa penonton dapat melihat dengan sudut pandang yang berbeda.

“Semoga mereka mengerti bahwa kita sebenarnya berada di pihak yang sama dalam pertempuran ini. Jika kita bergabung, kita bisa membuat perubahan besar di dunia ini yang membuat anak-anak hiperseksual," ungkapnya.

Ia pun mengaku bahwa ada pengalaman pribadi dalam film garapannya ini, sehingga menaruh banyak cinta dalam pengerjaannya.

"Ini sebenarnya merupakan kisah pribadi saya dan juga kisah banyak anak yang harus berpindah antara budaya barat liberal dan budaya konservatif di rumah, ”jelas Doucouré, yang merupakan keturunan Senegal.

Film ini mengisahkan tentang bocah 11 tahun bernama Amy. Ia merupakan keturunan Islam Senegal.

Amy bermimpi dapat bergabung dengan grup penari modern. Ini merupakan sebuah fantasi yang bentrok dengan nilai-nilai tradisional keluarganya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: