Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Militer ke Koopsus TNI: Harusnya Tumpas Teroris di Papua, Bukan Petamburan!

Pengamat Militer ke Koopsus TNI: Harusnya Tumpas Teroris di Papua, Bukan Petamburan! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Warganet (netizen) pada Kamis (19/11) dihebohkan dengan sejumlah kendaraan perintis (rantis) milik Komando Operasi Khusus Tentara Nasional Indonesia (Koopsus TNI) yang berhenti di jalan raya di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sambil dikawal polisi militer (POM) dan sejumlah prajurit yang naik truk di belakangnya, rantis Koopsus TNI membunyikan sirine meraung-raung berhenti di depan gang menuju Markas Front Pembela Islam (FPI).

Pengamat militer Fahmi Alfansi Pane menjelaskan jika Koopsus TNI dibentuk untuk menghadapi ancaman nyata NKRI, seperti terorisme, separatisme, dan beragam ancaman hibrida (campuran). Sehingga, bukan ranah pasukan khusus untuk menakut-nakuti warga sipil, dalam hal ini anggota FPI.

Baca Juga: Nggak Ada Takutnya, FPI Ditantang Pangdam Jaya: Berani Coba-Coba dengan TNI, Mari!

"Terorisme yang bergerak di wilayah tertentu masih berlangsung hingga hari ini, seperti di Poso dan Papua. Meski beberapa hari lalu dua terduga teroris telah diselesaikan operasi gabungan TNI dan Polri," kata Fahmi kepada Republika, Jumat (20/11/2020).

Menurut dia, pengganti Santoso, yakni Ali Kalora yang memimpin aksi terorisme di Poso, Sulawesi Tengah, masih belum berhasil dilumpuhkan. Hal itu jelas menuntut pengerahan pasukanĀ  apabel, termasuk perlengkapan elektronik dan persenjataan.

"Bila teroris bergerak di wilayah hutan dan pegunungan, maka Koopsus TNI yang lebih mampu menyelesaikan secara berani, tuntas, tegas, dan cepat. Apalagi, untuk medan yang terjal di Papua, TNI mutlak diperlukan untuk menumpas gerakan teroris, separatis dan kriminal bersenjata di sana," kata alumnus Universitas Pertahanan (Unhan) tersebut.

Fahmi berpesan, janganlah bangsa Indonesia lupa masih berutang nyawa terhadap para pekerja yang membangun jalan Trans-Papua yang dibunuh secara kejam tahun 2018. Para pelaku hingga kini, sambung dia, belum ditangkap. Bahkan kelompok tersebut masih meneror warga sipil. Karena itu, bukan ranah pasukan khusus mengurusi masalah FPI.

"Saya yakin menjelang peringatan 1 Desember 2020, gerakan mereka akan makin marak. Saat ini mereka sudah bergerak di media sosial. Inilah prioritas operasi bagi Koopsus TNI," kata Fahmi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: