Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maulid Nabi, Begini Revolusi Akhlak yang Lantang Disuarakan Habib Rizieq

Maulid Nabi, Begini Revolusi Akhlak yang Lantang Disuarakan Habib Rizieq Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab bicara soal revolusi akhlak dalam ceramahnya di perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Habib Rizieq menyampaikan revolusi akhlak merujuk dari tuntunan nabi.

"Bicara tentang revolusi akhlak berarti bicara suatu revolusi yang mengikuti jalan hidup Nabi Muhammad SAW, bicara revoluasi akhlak berarti bicara revolisi yang berdiri tegak di atas Alquran dan sunnah nabi kita Syaidunna Muhammad SAW. Kenapaa kita ingatkan revolusi akhlak, sebab nabi kita tidaklah diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak," kata Habib Rizieq di markas FPI, Petamburan, Jakarta.

Baca Juga: Beres Acara Maulid Nabi, Habib Rizieq Shihab Istirahat 1-2 Hari

Sehingga, kata Habib Rizieq, ajaran Nabi Muhammad SAW atas dasar akhlak, baik dalam konteks ibadah maupun muamalah, semuanya atas dasar akhlak. Untuk itu, kewajiban umat Islam dalam aspek kehidupannya, semua berdiri atas dasar akhlak.

"Makanya aneh sekali saya mendengar pernyataan pejabat tinggi yang mengatakan agama tidak mengatur negara, innalillahi rojiun," ujarnya.

Habib Rizieq menjelaskan, yang berprinsip agam tidak mengatur negara datang dari pemikiran liberal atau datang dari pemikiran atheis. Menurutnya, pemikiran liberal adalah mereka-mereka yang ingin membebaskan diri mereka dari ikatan agama.

"Sedangkan atheis mereka yang ingin mengatur kehidupannya tanpa ada ikatan kepercayaan kepada Tuhan dan ini sangat berbahaya di NKRI yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa sebagai mana tertera dalam konstiutusi negara UUD 45 Pasal 29 Ayat (1), bahwa NKRI berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Jadi para founding fathers, dari sejak awal kemerdekaan sudah menetapkan bahwa Indonesia berdasarkan tauhid," tuturnya.

Sebab itu, setiap kebijakan di NKRI tidka boleh lepas dari nilai-nilai luhur Ketuhanan yang Maha Esa. Kebijakan apa saja di NKRI harus tetap mengacu pada ajaran agama, sehingga semua kebijakan dalam pengelolaan negara harus berdiri atas dasar akhlak.

"Jadi kalau ada pejabat tinggi menyatakan agama tidak boleh mengatur pakai agama, mau jadi negara PKI, mau jadi negara atheis, mau jd negara setan, mau jadi negara iblis, dasar negara kita Ketuhanan yang Maha Esa," tegasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: