Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! Hujan Lebat masih Bakal Guyur Jakarta, Masyarakat Diminta Jangan Lengah

Gawat! Hujan Lebat masih Bakal Guyur Jakarta, Masyarakat Diminta Jangan Lengah Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi seluruh wilayah Jakarta bakal diguyur hujan dengan intensitas lebat, sepekan ke depan hingga 25 Februari 2021. Untuk itu, warga diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir yang dapat terjadi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memprediksi bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah DKI Jakarta, dengan intensitas hujan cenderung melemah hingga 22 Februari, namun meningkat pada tanggal 23–24 Februari 2021.

Ia menghimbau, perlunya kewaspadaan potensi dampak hujan lebat yg berpotensi menyebabkan banjir dan longsor di wilayah Jakarta pada tanggal 23–24 Februari 2021.

Baca Juga: La Nina Tingkatkan Hujan Hingga 40 Persen, BMKG Ungkap Potensi Banjir Hingga Maret-April

“BMKG juga sudah mengeluarkan peringatan dini mengenai prediksi hujan dgn intensitas lebat di wilayah Jabodetabek pada 18-19 Februari dengan curah hujan antara 100-150 mm,” ungkapnya dari @infoBMKG, Sabtu (20/1/2021).

Sementara berdasarkan data yang dihimpun BMKG, tercatat curah hujan tertinggi terjadi di Pasar Minggu mencapai 226 mm/hari, kemudian di Sunter Hulu 197 mm/hari, Lebak Bulus 154 mm/hari dan Halim 176 mm/hari.

Sementara itu, kondisi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti adanya seruakan udara dari Asia dan terpantau adanya aktivitas gangguan atmosfer di zona equator yang mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara membelok tepat melewati Jabodetabek, sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan.

Baca Juga: Waspada Banjir Bandang! BMKG Prediksi Hujan Lebat Sejumlah Daerah

Juga adanya tingkat liabilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat yang cukup tinggi yang menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jabodetabek.

Serta terpantau adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa yang berkontribusi dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di Jabodetabek.

Selain itu, penyebab terjadinya banjir di Jakarta selain curah hujan yang tinggi di wilayah Jabodetabek, pasang surut air laut serta, daya dukung lingkungan sendiri yang mempengaruhi penyebab banjir Di Jakarta. 

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: