Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didesak Sana-Sini, China Lagi-lagi Ditekan Jepang buat Tarik Mundur Kapal Perangnya

Didesak Sana-Sini, China Lagi-lagi Ditekan Jepang buat Tarik Mundur Kapal Perangnya Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Tokyo -

Jepang mendesak China menarik mundur dua kapal perang dari perairan teritorial Jepang di sekitar Kepulauan Senkaku yang disengketakan di Laut China Timur. Desakan itu disampaikan Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato.

Dua kapal China memasuki perairan teritorial Jepang pada akhir pekan lalu. Jepang kemudian mengeluarkan protes resmi ke China, tetapi kapal-kapal tersebut mempertahankan kehadiran mereka.

Baca Juga: Covid-19 Bikin Depresi, Ribuan Warga Jepang Ditemukan Bunuh Diri

"Kapal-kapal China memasuki perairan teritorial Jepang pada 11 Oktober dan terus berada di sana, selama lebih dari dua hari. Ini sangat disayangkan. Kapal keamanan laut Jepang menegaskan kembali permintaan untuk meninggalkan perairan teritorial Jepang," kata Kato.

Tokyo, jelasnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (13/10/2020), juga telah berkomunikasi dengan Beijing tentang masalah ini melalui saluran diplomatik.

"Melalui saluran diplomatik di Tokyo dan Beijing, kami terus mengulangi protes keras kami. Kami menuntut agar (kapal China) berhenti mendekati kapal penangkap ikan Jepang dan meninggalkan perairan teritorial negara kami secepat mungkin," ucapnya.

Insiden terbaru ini sendiri mirip dengan yang terjadi sebelumnya pada bulan Juli, di mana ketika kapal-kapal China tetap berada di perairan teritorial Jepang di dekat Kepulauan Senkaku selama lebih dari 39 jam.

Baik Jepang dan China telah memperluas klaim teritorial atas Kepulauan Senkaku. Jepang menegaskan kedaulatannya atas pulau-pulau tersebut, berlaku sejak 1895, sementara China menunjuk pada peta Jepang tahun 1783 dan 1785 yang menunjuk pulau-pulau itu sebagai wilayah China.

Setelah Perang Dunia Kedua, Kepulauan Senkaku berada di bawah kendali Amerika Serikat dan kemudian diserahkan ke Jepang, pada tahun 1972. Jepang percaya bahwa klaim kedaulatan China atas pulau-pulau tersebut mengikuti penemuan mineral berharga di wilayah tersebut mereka pada tahun 1970-an.

Sengketa wilayah meningkat pada tahun 2012, ketika pemerintah Jepang membeli tiga dari lima pulau dari pemilik pribadi, sehingga membentuk kepemilikan kedaulatan.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: