Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Empat BUMN Keroyokan, Pembangunan LRT Jabodebek Sudah 80%

Empat BUMN Keroyokan, Pembangunan LRT Jabodebek Sudah 80% Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perhubungan bersama empat badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Len Industri (Persero), PT Adhi Karya (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali melakukan uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek dengan kereta melalui lintas Stasiun TMII–Stasiun Harjamukti (11/11/2020).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap I Kementerian Perhubungan, Ferdian, mengatakan bahwa progres sampai dengan saat ini sudah mendekati 80% pembangunan secara keseluruhan. Ia berharap tahun ini semua konstruksi sipil sudah selesai dan selanjutnya mengejar progres terkait pembangunan stasiun.

Baca Juga: Langkah Perubahan Rute LRT Dikritik PSI, Ini Jawaban Wakilnya Anies

"Tahun depan fokus utamanya yaitu di sistem persinyalan, di mana Len Industri adalah salah satu subkon utamanya yang harus betul-betul mengejar progres agar LRT dapat mulai beroperasi tepat waktu," ucapnya.

Ferdian mengatakan, progres pembangunan berjalan baik. Ia menambahkan bahwa Len Indusri sudah terbukti bekerja sama puluhan tahun di bidang perkeretaapian. Ferdian berpesan, sistem moving block yang dikembangkan diharapkan bisa membawa Len kembali ke tujuan awalnya.

Ia berharap Len Industri tidak hanya melakukan instalasi, tetapi juga mengembangkan sistem atau produknya sendiri hingga kelak diakui dan dipergunakan secara luas bahkan ke tingkat Asia hingga Eropa.

Direktur Operasi II PT Len Industri (Persero), Linus Andor Mulana S., menyambut dengan optimisme pernyataan tersebut. "Kami akan melakukan yang terbaik dalam pengerjaan sistem operasi di LRT Jabodebek ini," ujarnya.

Linus menyampaikan, pandemi sekarang memberikan sedikit pengaruh bagi tim, yaitu penyelesaian pekerjaan menjadi sedikit terhambat karena pada dasarnya pekerjaan signaling bisa dimulai jika pekerjaan ruang lingkup lainnya sudah selesai. "Namun secara overall, kami tidak merasa ada dampak yang signifikan terhadap pekerjaan kami," tegasnya.

Linus menjelaskan bahwa LRT Jabodebek merupakan interkoneksi Kawasan perkotaan di sekitar wilayah Jakarta baik arus masuk maupun keluar. Pembangunan moda transportasi LRT Jabodebek tak sendirian.

"Jangan lupakan pula bahwa kelak akan ada interkoneksi di Halim Perdana Kusuma, KCIC (Kereta Cepat Indonesia China), Stasiun Cikopo, KRL (Kereta Rel Listrik) Commuterline, Bus Trans Jakarta, dan yang ultimate adalah untuk pengembangan pembangunan ke depan, yaitu interkoneksi di Dukuh Atas di mana akan berdekatan dengan LRT Jakarta, MRT (Mass Rapid Transit), Kereta Bandara, Stasiun KRL Dukuh Atas, dan tentunya dengan Trans Jakarta," kata Linus.

Uji coba LRT Jabodebek kali ini dimaksudkan untuk menguji sistem operasi Grade of Automation 0 (GOA 0) sebagai fase awal menuju sistem otomasi GOA 3. Uji coba persinyalan tersebut merupakan fase awal untuk mempersiapkan sistem GOA 3 secara menyeluruh dan memerlukan tahapan-tahapan lebih lanjut untuk memastikan setiap wesel hingga automatic train protection dapat berfungsi dengan baik sehingga otomatisasi GOA 3 dapat beroperasi penuh sesuai target di Juni 2022 mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: