Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pidato Jokowi di KTT COP26 Dinilai Menggetarkan Para Pemimpin Dunia

Pidato Jokowi di KTT COP26 Dinilai Menggetarkan Para Pemimpin Dunia Kredit Foto: Antara/REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmen Indonesia untuk menangani persoalan perubahan iklim dalam Climate Change Conference (COP26) di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021) waktu setempat.

"Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada 2020," kata Presiden Jokowi saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26 di Glasgow, Senin (1/10/2021).

Baca Juga: Kata Jokowi Soal Pentingnya Sinkronisasi Kebijakan Negara Maju dan Berkembang di KTT COP26

Menurut Presiden Jokowi, perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global sehingga solidaritas, kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi global merupakan kunci untuk mengatasi persoalan tersebut.

Tak hanya itu, Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia. Indonesia pun telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010-2019.

"Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia, akan mencapai 'carbon net sink' selambatnya tahun 2030," tambah Presiden.

Di sektor energi, Indonesia juga terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.

Indonesia memanfaatkan energi baru terbarukan, seperti biofuel serta pengembangan industri berbasis energi bersih termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.

"Tetapi, hal itu tidak cukup. Kami, terutama negara yang mempunyai lahan luas hijau dan potensi dihijaukan serta negara yang memiliki laut luas yang potensial menyumbang karbon membutuhkan dukungan dan kontribusi dari negara-negara maju," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi memastikan bahwa Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif, seperti pembiayaan campuran, obligasi hijau, dan sukuk hijau.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: