Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelombang Kedua Corona di Eropa Lebih Buruk dari Pertama karena...

Gelombang Kedua Corona di Eropa Lebih Buruk dari Pertama karena... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Eric Gaillard
Warta Ekonomi, Sydney -

Eropa kembali berada dalam cengkeraman kembalinya COVID-19, setelah Inggris, Spanyol, dan Perancis masing-masing melaporkan ribuan kasus harian baru.

Tingkat infeksi di sejumlah negara sekarang lebih tinggi dibanding bulan Maret dan April, setelah banyak aturan pembatasan dikurangi selama musim panas.

Baca Juga: Alhamdulillah, Uni Eropa Sumbang Dana Rp183 Miliar buat Rakyat Palestina

Tapi kini banyak daerah yang dipaksa untuk memberlakukan kembali aturan pembatasan, meskipun sebagian besar negara menolak "lockdown" nasional.

Puncak gelombang kedua lebih tinggi

Pada gelombang pertama, jumlah kasus baru harian Perancis puncaknya mencapai lebih dari 7.500 di tanggal 31 Maret.

Sementara puncak gelombang kedua tercatat pada hari Minggu (11/10) dengan jumlah kasus baru 26.675 dalam 24 jam, atau tiga kali lipat lebih dari puncak pertama.

Spanyol telah mencatat lebih dari 30.000 kasus dalam seminggu terakhir, dengan lebih dari 20.000 di antaranya berasal dari wilayah Madrid saja.

Pada gelombang pertama, puncak kasus harian di Inggris adalah 7.860 pada 10 April, yang telah melonjak menjadi 17.540 pada 8 Oktober.

Namun, ini hanya kasus baru yang dilaporkan dari lokasi tes COVID-19. Angka-angka ini diketahui di bawah jumlah infeksi yang sebenarnya, karena banyak orang tidak bergejala sehingga kecil kemungkinannya untuk dites.

Peneliti dari Imperial College London memeriksa 175.000 orang di Inggris, baik yang bergejala atau tidak, dan menemukan 824 di antaranya positif COVID-19. Penelitian ini digunakan sebagai dasar perkiraan bahwa ada sekitar 45.000 infeksi harian baru antara 18 September dan 5 Oktober.

Jumlah yang terinfeksi bisa lebih dari dua kali lipat atau tiga kali lipat hasil tes positif baru harian resmi yang dilaporkan selama kurun waktu itu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: