Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sambil Panjatkan Doa, Ini Harapan Imam Besar New York untuk Presiden Joe Biden

Sambil Panjatkan Doa, Ini Harapan Imam Besar New York untuk Presiden Joe Biden Kredit Foto: CNN
Warta Ekonomi, New York -

Imam Besar di Kota New York sekaligus Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali mengatakan, dengan terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat ada harapan keadilan bagi muslim di Amerika Serikat yang sebenarnya.

“Seringkali kita mengatakan bahwa Amerika itu kan hipokrit, ada kemunafikan yang terjadi di situ. Di satu sisi, Amerika justru mempropagandakan misalnya demokrasi. Mempropagandakan keadilan dan kebebasan untuk semua,” ungkap Imam dalam dialog virtual Bincang-bincang tentang Biden-Harris, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: Biden Sukses Geser Trump, Berikut Fakta-fakta Menarik dari Pelantikan Presiden AS

“Tapi secara bersamaan kita bisa melihat secara jelas bagaimana kebijakan Amerika di Timur Tengah. Dan itu kita melihat terjadi tarik-menarik antara sistem yang kuat dan kekuatan yang berusaha mengontrol sistem tersebut, itu yang terjadi,” kata Imam.

Imam mengatakan, dengan sistem demokrasi di dalam negeri yang masih kuat, maka masih ada keadilan khususnya bagi muslim disana.

“Sehingga terkadang kita melihat misalnya dalam negeri Amerika karena sistemnya masih sangat kuat, maka terasa bahwa ada keadilan lah, kalau Presiden-nya itu masih agak rasional, ada keadilan orang Islam masih diberikan jaminan ya.”

Imam pun menceritakan salah satu keadilan yang dirasakan bagi muslim di AS. “Ada orang di Pennsylvania yang keturunan Pakistan keturunan Amerika, itu tukang sapu di Airport, di bandara, karena dia janggutnya panjang, bosnya, supervisor dia, ingin supaya dipotong, karena dianggap mengganggu akhirnya dia nggak mau dan dia pecat,” tuturnya.

“Apa yang dia lakukan? Dia bawa ke pengadilan, gara-gara janggut saja dia bawa ke pengadilan. Dia bilang gara-gara janggut saja dibawa ke pengadilan, malah dia yang menang di pengadilan,” kata Imam.

Bahkan, kata Imam, tidak saja bahwa dia kembali bekerja di Bandara, bahkan diberikan uang pengganti karena dianggap sebagai pelecehan. “Itulah namanya keadilan di Amerika. Itu keadilan di dalam negeri,” sambungnya.

Meskipun, kata Imam, yang punya kepentingan, yang punya kebijakan luar negeri mendukung suatu negara tertentu, maka mereka bisa mengontrol sistem ini.

“Maka sering kita mengatakan bahwa Amerika dalam kebijakan ke luar negeri yang terjadi kemunafikan, mempropagandakan demokrasi, kebebasan, keadilan untuk semua, tapi ternyata untuk teman Palestina di dalam negeri justru diberikan. Jadi begitu terjadi ada tarik menarik yang terjadi,” katanya.

“Mudah-mudahan suatu ketika kekuatan yang tersembunyi di Amerika, hidden power kita nanti bisa diimbangi dengan kekuatan yang lain,” ungkap Imam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: