Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Diwaspadai AS dan Barat dari Islam Terkuak, Benturan Kuat Dua...

Yang Diwaspadai AS dan Barat dari Islam Terkuak, Benturan Kuat Dua... Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Jakarta -

Persepsi presiden Amerika Serikat saat itu, George W Bush, ternyata banyak dipengaruhi  pandangan Samuel P Huntington dan Bernard Lewis dalam memandang dunia Islam.

Bagi Bush, Amerika Serikat menyadari betapa sangat sulit dunia Islam (Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan dan Tenggara) menerima standar Amerika Serikat dalam soal Islam militan. 

Baca Juga: Mengupas Standar Ganda Emmanuel Macron pada Umat Islam

Dunia Islam, sejauh ini tetap menolak memasukkan Hamas atau Jihad Islam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari penjajahan Israel.

Huntington sudah jauh-jauh hari mengingatkan Bush dan pemimpin Barat lainnya agar mereka waspada terhadap perkembangan Islam.

Karena itulah, Huntington memperingatkan, pertumbuhan penduduk Muslim merupakan satu faktor destabilisasi terhadap masyarakat Muslim dan lingkungannya, termasuk destabilisasi terhadap Amerika Serikat/Barat.

Jumlah besar kaum muda Muslim dengan pendidikan menengah akan terus memperkuat kebangkitan Islam dan militansi Islam, militerisme, dan imigrasi ke Barat.

Hasilnya, pada awal-awal abad ke-21, Barat akan menyaksikan kebangkitan kekuatan dan kebudayaan Islam dan sekaligus benturan antara masyarakat Islam dengan Barat.

Dalam bukunya (Who Are We?: The Challenges to America's National Identity, 2004) Huntington meyakinkan Bush dan pemimpin Barat bahwa dewasa ini, Islam militan telah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai musuh utama Amerika Serikat, "This new war between militant Islam and America has many similarities to the Cold War."

Di sini, Huntington menggunakan istilah ''perang baru'' (new war) antara Amerika Serikat dengan Islam militan. Bahwa Islam adalah potensi musuh besar dan bahaya bagi Barat dan Amerika Serikat khususnya. Paralel dengan Huntington, penasihat Gedung Putih, Bush menyebut perang melawan Islam militan itu sebagai crusade

Dalam upaya memengaruhi Bush, Huntington menyodorkan polling di sejumlah negeri Islam yang menunjukkan bahwa sebagian besar kaum Muslim sangat tidak menyukai kebijakan Amerika Serikat.

Polling di sembilan negara Islam, antara Desember 2001-Januari 2002, yang ditunjukkan Huntington kepada Bush dan rakyat Amerika Serikat, menampilkan opini umum di kalangan Muslim, bahwa Amerika Serikat adalah "kejam, agresif, arogan, mudah terprovokasi dan culas dalam politik luar negerinya."

Banyak kelompok Islam oleh Huntington dimasukkan ke dalam kategori militan, sehingga layak diserang Amerika Serikat secara dini. Tanpa memberikan alasan, sebab-sebab dan fakta yang akurat dan komprehensif, Huntington menyatakan bahwa selama beberapa dekade terakhir, kaum Muslim memerangi kaum Protestan, Katolik, Kristen Ortodoks, Hindu, Yahudi, Buddha, atau Cina. 

Di sini, Bush kemudian melihat Afghanistan dan Irak sebagai negeri Muslim yang layak diserang. Ketegangan dan terorisme global pun mencuat tak terelakkan, terutama dilancarkan oleh aktivis Islam Alqaidah dan jaringannya.

*Naskah ini bagian dari artikel Herdi Sahrasad yang terbit di Harian Republika pada 2006.  

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: