Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BNI Uji Coba Smart Farming untuk Para Petani di Lima Provinsi

BNI Uji Coba Smart Farming untuk Para Petani di Lima Provinsi Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melakukan uji coba pertanian pintar atau smart farming di lima provinsi Tanah Air untuk mendukung ketahanan pangan nasional.  Uji coba itu diadakan di enam titik di lima provinsi yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan, program itu lebih menekankan nilai tambah BNI dalam memastikan petani mendapatkan akses pembiayaan murah dan mudah, disertai pendampingan dengan memanfaatkan teknologi digital selama proses budi daya.


Baca Juga: Generasi Milenial Tanah Laut Diajak Garap Pertanian Lewat Program YESS


Program BNI Smart Farming, kata dia, bertujuan agar petani mendapatkan rekomendasi sistem pertanian yang tepat mulai pemupukan yang presisi hingga penanganan hama dan panen.

Di sisi lain, perbankan juga memanfaatkan smart farming melalui dashboard dari aplikasi bertani untuk monitoring onfarm, pendampingan pertanian, yang muaranya dapat memastikan kualitas kredit yang lebih baik dan inklusi keuangan di sektor pertanian.

Melalui program tersebut, BNI terus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Pertanian; Kementerian Komunikasi dan Informatika; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Bahkan, lanjut dia, BNI turut melibatkan perusahaan rintisan agri teknologi salah satunya PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) dalam menginisiasi program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 untuk membantu petani meningkatkan hasil budi dayanya.

"Memasuki musim panen, telah disiapkan fitur di dalam aplikasi agar mengakomodir hasil produksi petani diserap oleh offtaker mitra BNI," kata Iqbal dalam keterangan pers, Senin (4/1/2021


Dengan menempatkan alat sensor di lahan, maka kondisi tanaman sejak sebelum, saat tanam, pemeliharaan, hingga ketika panen dapat terpantau secara real time yang rekomendasinya diperoleh dari alat sensor yang dapat menjangkau area hingga seluas 100 hektare.

Rekomendasi itu terkoneksi dengan aplikasi yang disematkan ke dalam gawai berbasis Android milik petani sehingga mereka bisa mendeteksi kondisi lahan khususnya yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, kondisi tanah (Ph), hingga kebutuhan pupuk.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: