Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Israel Sebut Perang Dekati Akhir, Hamas Telah Menang Pertempuran Kesadaran

Pengamat Israel Sebut Perang Dekati Akhir, Hamas Telah Menang Pertempuran Kesadaran Kredit Foto: Flash90/Abed Rahim Khatib
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Israel menganggap agresi Israel di Gaza sejak Senin lalu "hampir berakhir" dan Hamas telah memenangkan pertempuran kesadaran.

Sebaliknya, komandan militer Israel membanggakan "prestasi angkatan udara".

Baca Juga: Malu dengan Kelakuan Israel, Yahudi Ortodoks Lantang Bersuara, Dengar Ya! Palestina, Kami Bersamamu

Kepala pengamat politik Yedioth Ahronoth, Nahum Barnea, menyampaikan, "Terlepas dari semua pembicaraan tentang intensifikasi serangan, Operasi Penjaga Tembok akan segera berakhir."

"Komando militer Israel bangga atas prestasi Angkatan Udara, termasuk kerusakan besar pada gudang senjata Hamas, pembunuhan perwira senior, serangan bawah tanah, penghancuran kantor Hamas dan menara kota," ungkap Barnea.

Dia menunjukkan selama rapat kabinet, perwira militer Israel mengklaim dari perspektif militer murni, Israel telah mencapai dalam 50 jam apa yang belum dicapai dalam 50 hari saat agresi di Gaza pada 2014.

"Hamas tidak berjuang untuk real estat atau misilnya, melainkan untuk kesadaran. Gerakan tersebut benar-benar memenangkan pertempuran kesadaran. Para pemimpin Hamas akan memiliki hal-hal untuk diceritakan pada konferensi pers setelah gencatan senjata," ujar dia.

Dia menegaskan, "Pengeboman Yerusalem dan Gush Dan, dan penembakan roket yang terus berlanjut meskipun terjadi pemboman besar-besaran di Gaza, membuat Hamas muncul di hadapan Dunia Arab sebagai pelindung Yerusalem dan situs-situs suci, yang menyulut api di dalam Israel."

Menurut Barnea, "Israel berada dalam labirin, karena kepemimpinan politik tidak berniat pindah ke operasi darat dan tidak ada rencana untuk menduduki daerah itu. Tidak ada yang memperkirakan bendera putih berkibar di atas rumah-rumah di Gaza."

"Kesimpulannya jelas untuk operasi ini, yang memiliki nama tetapi tidak memiliki tujuan yang dinyatakan. Hanya ada satu tujuan, yaitu waktu; dalam keadaan baik tujuh tahun (masa tenang) seperti agresi 2014 dan yang terburuk dari situasi, empat tahun," ungkap dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: