Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disebut Tak Terapkan Social Distancing, Batik Air Beri Penjelasan

Disebut Tak Terapkan Social Distancing, Batik Air Beri Penjelasan Kredit Foto: Batik Air
Warta Ekonomi, Jakarta -

Batik Air, member of Lion Air Group, memastikan menerapkan semua standar operasional penerbangan (hal-hal yang mendukung pelaksanaan pencegahan penyebaran Covid-19) selama pandemi Covid-19. Salah satunya adalah mengoptimalkan pengaturan jarak aman antartamu atau penumpang (physical distancing) dalam kabin pesawat pada penerbangan.

Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Minggu (26/7/2020), menjelaskan bahwa pada penerbangan Soekarno-Hatta (CGK) ke Banyuwangi (BWX) pada 25 Juli 2020, Batik Air membawa 9 tamu kelas bisnis dan 104 tamu kelas ekonomi. Penerbangan itu menggunakan Airbus 320-200 yang berkapasitas 12 kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi.

Baca Juga: Gara-Gara Batik Air, Marzuki Alie Ngadu ke Jokowi

Sebelumnya, Mantan Ketua DPR, Marzuki Alie, sempat "mengadu" kepada Presiden Jokowi lewat akun twitter-nya @marzukialie_MA terkait penerapan social distancing di maskapai Batik Air yang ditumpanginya. Dalam cuitannya tersebut, Marzuki mengaku bahwa Batik Air tidak menerapkan social distancing.

"Sekedar masukan bapak, tadi saya naik pesawat batik dari jakarta ke Banyuwangi. Ini pertama kali saya naik, sebelumnya naik citilink. Batik tidak menerapkan social distancing, jaga jarak, semua kursi diisi. Beda dg citilink, ada kursi yang dikosongkan. Apakah peraturan beda2," tulis Marzuki Alie.

Menanggapi hal tersebut, Lion Air Group menyampaikan bahwa dalam penerbangan tertentu kemungkinan jumlah tingkat keterisian penumpang (seat load factor) sesuai kapasitas pesawat udara yang dioperasikan sehingga penerapan physical distancing pada kabin belum maksimal. Hal tersebut didasarkan pertimbangan atas beberapa situasi tertentu.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, menjelaskan bahwa yang pertama menjadi pertimbangan adalah Lion Air Group berupaya mengakomodasi kebutuhan perjalanan udara para tamu atau penumpang.

"Kedua, pembelian tiket secara tiba-tiba yang disebabkan suatu tingkat kepentingan dari tamu atau penumpang (urgent)," kata Danang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (24/7/2020).

Yang ketiga, pembukuan pada periode pemesanan sebelumnya (terutama dari tamu atau penumpang yang telah membeli tiket jauh hari). Selain itu, adanya perubahan periode perjalanan (reschedule) dari beberapa tamu atau penumpang karena kebutuhan mendesak.

Selanjutnya, perjalanan grup dari keluarga atau rombongan tertentu (group booking) yang menginginkan dalam satu penerbangan dengan duduk berdekatan (satu baris) juga menjadi pertimbangan. Terakhir, adanya pengalihan penerbangan (transfer flight) dari penerbangan lain yang disebabkan pembatalan atau operasional lainnya.

Danang menekankan, tujuan pelaksanaan penerbangan Lion Air Group dapat berjalan yang memenuhi aspek keamanan, keselamatan perjalanan udara (safety first), tetap melakukan protokol kesehatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: