Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Batal Keluar Kandang, Raja Militer Afrika Gagal Hadapi Turki

Batal Keluar Kandang, Raja Militer Afrika Gagal Hadapi Turki Kredit Foto: Foto/Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada sebuah fakta baru yang terungkap di tengah menguatnya isu perang besar yang melibatkan Angkatan Bersenjata Mesir dengan militer Turki di Libya.

Ternyata persetujuan parlemen kepada tentara Mesir untuk angkat senjata bukan dengan ikut berperang di Kota Sirte melawan pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan militer Turki beserta tentara bayaran asal Suriah.

Baca Juga: Raja Militer Afrika Ditantang Pasukan Turki, Siapa Lebih Unggul?

Namun, parlemen hanya menyetujui militer untuk tetap di kandang dan berperang di wilayah perbatasan sebelah barat saja tanpa masuk ke Libya

"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Mesir bahwa otoritas tertinggi, terutama Presiden Republik, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, dibatasi oleh kebutuhan untuk meminta dari Parlemen, otorisasi untuk memungkinkan angkatan bersenjata di luar perbatasan, dan Parlemen telah menanggapi karena adanya ancaman, baik di sisi barat di Libya atau selatan karena Bendungan Ethiopia," kata anggota parlemen Mesir kepada Sputnik, Rabu (22/7/2020).

Menurutnya, bukan sebuah perkara yang mudah memberikan persetujuan kepada Presiden Abdul Fattah as-Sisi sebagai panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir untuk mengerahkan pasukannya ke Libya membantu Tentara Nasional Libya (LNA).

"Ini adalah tahap yang membutuhkan tindakan terkoordinasi di antara semua kekuatan negara, dan Pertahanan Parlemen dan Komite Keamanan Nasional memeriksa permintaan Dewan Pertahanan Tertinggi dan mengadakan sesi rahasia di mana ia setuju untuk mengirim unsur-unsur angkatan bersenjata ke melakukan operasi di luar negeri," kata dia.

Dijelaskan, persetujuan parlemen cuma terbatas pada poros barat, dan terkait dengan kerangka waktu sehingga pasukan kembali setelah menyelesaikan misi, juga tidak berarti memulai perang sekarang, tetapi itu datang dalam kerangka tingkat yang lebih tinggi dari strategi pencegahan.

Saat ini kondisi Mesir dalam keadaan darurat terorisme dan parlemen telah sepakat memperpanjang masa darurat hingga 3 bulan ke depan.

Dikatakan pula, militer bisa saja dikerahkan ke luar negeri. Hanya saja pilihan itu masih jauh.

Dengan pernyataan ini maka dipastikan Mesir dan Turki batal berperang di Sirte. Dan perang di Sirte hanya melibatkan LNA melawan GNA dan Turki saja.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: