Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bamsoet: Perkokoh Benteng Ideologi Bangsa Hadapi Terorisme dan Radikalisme

Bamsoet: Perkokoh Benteng Ideologi Bangsa Hadapi Terorisme dan Radikalisme Kredit Foto: Humas MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan tidak ada toleransi bagi pelaku aksi keji teroris di Poso, Sulawesi Tengah, yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kesekian kalinya atribut agama 'dikorbankan' sebagai alat justifikasi terorisme. Padahal, tidak ada satupun agama di dunia ini yang mendukung aksi terorisme.

"Saya perlu tegaskan kembali, Peristiwa di Poso itu bukan konflik antaragama atau antarsuku. Itu adalah tindakan kriminal terorisme yang harus kita lawan dan hadapi bersama. Saat ini menurut saya, lahirnya tindakan teror sebagai buah radikalisme tersebut semakin menguatkan urgensi pentingnya membangun narasi kebangsaan secara masif dan menyentuh ke berbagai kelompok masyarakat."

"Terutama untuk membangun kesadaran kolektif sebagai satu bangsa yang menghormati kebhinekaan," ujar Bamsoet dalam Diklat Kader Kualifikasi Utama dan Pelatihan Infrastruktur Pemuda Pancasila, Majelis Pimpinan Wilayah Regional Sumatera, secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (1/12/20/2020). 

Baca Juga: Bamsoet Ajak Gapoktan Pertahankan Desa Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Turut hadir antara lain Ketua Bidang Kaderisasi Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Yahya Abdul Habib dan Ketua Pengurus Nasional Badan Pelaksana Kaderisasi Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Edy Haryanto.

Calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menjelaskan, harus disadari bersama, membangun narasi kebangsaan bukanlah pekerjaan instan, melainkan diwujudkan melalui proses berkesinambungan. Mengingat potensi ancaman terhadap wawasan kebangsaan, yang meliputi ideologi jati diri bangsa, kebhinekaan, dan NKRI akan selalu ada seiring laju zaman. 

"Potensi ancaman terhadap wawasan kebangsaan tersebut dapat hadir dalam beragam fenomena. Antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama, tumbuhnya radikalisme dan terorisme, serta degradasi moral generasi muda bangsa," jelas Bamsoet.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: