Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Geleng-geleng, China Akui Kesaktian Vaksin Buatannya Sering Berbeda

Bikin Geleng-geleng, China Akui Kesaktian Vaksin Buatannya Sering Berbeda Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil kemanjuran yang berbeda untuk vaksin COVID-19 China yang dirilis secara terpisah di China dan di Uni Emirat Arab adalah nyata dan valid. Hal itu diakui seorang eksekutif di China National Biotec Group (CNBG) kepada media pemerintah setempat.

China menyetujui vaksin COVID-19 pertamanya untuk penggunaan publik pada hari Kamis lalu. Vaksin itu dikembangkan oleh afiliasi Sinopharm yang didukung negara. Pihak pengembang mengatakan vaksin tersebut menunjukkan kemanjuran 79,34 persen berdasarkan analisis sementara dari uji klinis tahap akhir.

Angka itu lebih rendah dari angka 86 persen untuk vaksin yang sama yang dilaporkan oleh Uni Emirat Arab pada 9 Desember.

Baca Juga: Benarkah Vaksin yang di Pesan Indonesia dari China Pakai Ginjal Monyet Hijau Afrika?

"Negara memiliki perbedaan tertentu dalam standar dan prosedur dalam mendiagnosis pasien, dan hasil akhir dari identifikasi kasus COVID-19 berbeda," kata Yang Xiaoming, ketua di unit Sinopharm CNBG, kepada Global Times yang dilansir Reuters, Sabtu (2/1/2021).

“Oleh karena itu, ada perbedaan antara data multi-negara komprehensif yang kami tinjau dan data tingkat perlindungan yang sebelumnya dievaluasi oleh UEA dan Bahrain,” lanjut Yang.

"Tapi kedua hasil ini nyata dan valid," kata Yang, tanpa memberikan rincian lebih lanjut untuk data tersebut.

Baca Juga: Penting, Ada Vaksin Tak Berarti Boleh Abaikan Protokol Kesehatan! Bahaya, Karena ....

Menurut Yang, CNBG tidak berpartisipasi dalam analisis atau peninjauan data uji klinis yang dirilis oleh regulator di negara tempat vaksinnya sedang diujicobakan.

Vaksin tersebut, yang dikembangkan oleh unit CNBG; Beijing Biological Products Institute, bersama dengan kandidat vaksin lain dari unit CNBG yang berbasis di Wuhan, sedang diuji dalam uji klinis Fase III di luar China.

Yang menambahkan pengujian untuk kandidat vaksin, CNBG telah merekrut lebih dari 60.000 peserta berusia antara 18-60 tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: