Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mental Baja China Diuji, Satu Negara Eropa Kirim Gertakan ke Armada Xi Jinping

Mental Baja China Diuji, Satu Negara Eropa Kirim Gertakan ke Armada Xi Jinping Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, London -

Menteri pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan bahwa China sedang berusaha untuk membangun armada laut permukaan dan bawah permukaan terbesar di dunia. Menurutnya, ini adalah hal yang berbahaya.

"China mengembangkan armada permukaan dan bawah permukaan laut terbesar di dunia. Pesaing kami terus menantang kami di zona abu-abu antara perang dan perdamaian," ucapnya, saat berbicara di Atlantic Forum, seperti dilansir Reuters pada Rabu (21/10/2020).

Baca Juga: Tantang China, Armada Perang 4 Negara Akhirnya Bersatu di Teluk Bengala

Di kesempatan yang sama, dia juga mengatakan bahwa dunia tidak berhenti untuk "tinjauan" domestik dari pertahanan nasional dan bahwa musuh tidak mungkin dihentikan oleh ketiadaan strategi.

"Dalam area persaingan konstan, Inggris global tidak punya pilihan selain melangkah. Dunia tidak berhenti untuk tinjauan kami, musuh kami tidak akan berhenti (dalam) tidak adanya strategi kami dan pertahanan Inggris tidak akan pernah bisa dihentikan, dalam menghadapi ketidakpastian keuangan," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper mengatakan, China dan Rusia terus berusaha membuat terobosan pada kepemimpinan militer AS, termasuk aliansi internasionalnya yang luas.

Esper mengatakan, jaringan aliansi AS adalah kekuatan abadi yang tidak dapat ditandingi oleh pesaing dan musuh. Dia mencatat bahwa sementara Moskow dan Beijing mungkin memiliki kurang dari 10 sekutu yang digabungkan, posisi AS tidak dapat diambil begitu saja.

"Kemampuan kami untuk mempertahankan keunggulan ini tidak ditentukan sebelumnya dan kami juga tidak dapat meremehkan jaringan hubungan lama kami," ucap Esper. 

"China dan Rusia dengan cepat memodernisasi angkatan bersenjata mereka dan menggunakan kekuatan mereka yang semakin besar untuk mengabaikan hukum internasional, melanggar kedaulatan negara-negara kecil dan menggeser keseimbangan kekuatan yang menguntungkan mereka," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: