Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalau Joe Biden Takut Perang dengan China, Bisa Kok Lindungi Tsai Ing-wen Tanpa Adu Otot

Kalau Joe Biden Takut Perang dengan China, Bisa Kok Lindungi Tsai Ing-wen Tanpa Adu Otot Kredit Foto: Reuters/Leah Millis
Warta Ekonomi, Washington -

Salah satu tantangan keamanan nasional terbesar yang mengancam Amerika Serikat adalah bahaya perang dengan China atas Taiwan.

Setelah keputusan Presiden Joe Biden kepada Taliban di Afghanistan, pentingnya mendukung kemerdekaan Taiwan lebih besar dari sebelumnya. Kegagalan AS untuk menjaga komitmen publik 42 tahun ke Taiwan akan menghancurkan reputasi AS sebagai negara yang dapat diandalkan. Pada gilirannya, negara-negara di seluruh dunia akan menjadi lebih mungkin untuk mengakomodasi China

Baca Juga: Gawat! Jika Perang Amerika vs China Pecah, Pakar Khawatir Peristiwa Tahun 1996 di Taiwan Bisa...

Seluruh sistem aliansi global kita akan runtuh. Newt Gingrich, menuliskan opininya dalam kolom di Fox News, Kamis (14/10/2021). Pergeseran ke sistem internasional komunis yang didominasi China akan segera terjadi.

Komentar Mao Zedong tahun 1956 bahwa AS adalah, "macan kertas. Secara lahiriah harimau, terbuat dari kertas, tidak mampu menahan angin dan hujan" akan terbukti sebagai ramalan. Mustahil untuk menyatukan koalisi global jika kekuatan pusat adalah macan kertas.

Ancaman terhadap Taiwan itu nyata dan bisa datang lebih cepat dari yang diperkirakan orang. Para pemimpin Partai Komunis China (PKC) telah menghasilkan gelombang artikel dan pidato yang mengancam tentang merebut kembali Taiwan.

Hampir 150 pesawat militer yang terbang di dekat wilayah udara Taiwan bulan ini adalah tanda-tanda meningkatnya keputusasaan Beijing untuk menaklukkan apa yang dianggapnya sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Dukungan AS untuk Taiwan telah terus mengganggu kediktatoran komunis. Dari sudut pandangnya, Taiwan adalah provinsi ke-19 di China. Para pemimpinnya berusaha untuk "menyatukan kembali" negara itu.

Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal Xi Jinping pada hari ulang tahun ke-100 PKC, "memecahkan masalah Taiwan dan mewujudkan reunifikasi penuh tanah air adalah tugas sejarah yang teguh dari PKC dan aspirasi bersama semua orang China."

Terlepas dari kata-kata Xi, Taiwan melihat dirinya semakin berbeda dari China daratan, meskipun sebagian besar (sekitar 26 persen) perdagangan Taiwan adalah dengan daratan.

Selanjutnya, sekitar 2,7 juta orang China daratan mengunjungi Taiwan setahun sebelum wabah COVID-19. Orang-orang Taiwan memiliki ekonomi yang berkembang, demokrasi yang kuat, kebebasan pers, dan tidak ada keinginan untuk mengikuti Hong Kong ke dalam kediktatoran totaliter komunis.

Hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Taiwan dan China menghadapi dua bahaya jangka pendek.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: