Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Jenderal AS Buka Suara: Jet Tempur F-35 Mahal Doang, Diandalkan Pun Gak Bisa

Duh, Jenderal AS Buka Suara: Jet Tempur F-35 Mahal Doang, Diandalkan Pun Gak Bisa Kredit Foto: U.S. Air Force/Nial Bradshaw/Handout via Reuters
Warta Ekonomi, Washington -

Seorang jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) membuat pengakuan kekecewaan yang mengejutkan perihal pengembangan pesawat jet tempur siluman F-35 yang dia anggap telah gagal. Menurut media Amerika, Forbes, pesawat generasi kelima itu mahal, tapi takbisa diandalkan.

Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Charles Brown Jr menginginkan layanannya mengembangkan pesawat tempur ringan yang terjangkau untuk menggantikan ratusan F-16 antik Perang Dingin dan melengkapi armada kecil pesawat tempur siluman yang canggih, tapi hasilnya ternyata mahal.

Baca Juga: Demi Lumpuhkan F-35 AS, China Siap-siap Kumpulkan Kekuatan Jalankan Opsi Rare Earth

Menurutnya, hasilnya menjadi campuran high-low [tinggi-rendah] dari F-22 dan F-35 “generasi kelima” yang mahal dan jet “generasi kelima-minus” yang murah.

Tetapi selama 20 tahun R&D [penelitian dan pengembangan], pesawat tempur pengganti yang ringan itu menjadi lebih berat dan lebih mahal karena Angkatan Udara dan kontraktor utama Lockheed Martin mengemasnya dengan semakin banyak teknologi baru.

“Ya, kami berbicara tentang F-35. Pesawat tempur siluman seberat 25 ton telah menjadi masalah yang seharusnya diselesaikan. Dan sekarang Amerika membutuhkan pesawat tempur baru untuk menyelesaikan masalah F-35 itu,” kata para pejabat militer AS yang dikutip Forbes, Kamis (25/2/2021).

Menurut laporan Forbes, dengan harga sekitar USD100 juta per pesawat, termasuk mesinnya, F-35 tergolong mahal. Meskipun siluman dan dipenuhi dengan sensor berteknologi tinggi, ini juga intensif perawatan, buggy, dan tidakbisa diandalkan.

"F-35 bukanlah pesawat tempur berbiaya rendah dan ringan,” kata Dan Ward, mantan manajer program Angkatan Udara dan penulis berbagai buku bisnis populer termasuk The Simplicity Cycle.

Brown sebelumnya menggambarkan F-35 sebagai Ferrari. ”Anda tidak boleh mengemudikan Ferrari ke kantor setiap hari, Anda hanya mengendarainya pada hari Minggu. Ini adalah 'petarung kelas atas' kami, kami ingin memastikan bahwa kami tidak menggunakan semuanya untuk pertarungan kelas bawah,” katanya.

"Saya ingin memoderasi seberapa banyak kami menggunakan pesawat itu," kata Brown.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: