Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alamak! Biden Kampanye Gede-gedean buat Vaksinasi, Eh Tentara AS Banyak yang Ogah...

Alamak! Biden Kampanye Gede-gedean buat Vaksinasi, Eh Tentara AS Banyak yang Ogah... Kredit Foto: AP Photo/Lolita Baldor
Warta Ekonomi, Washington -

Di saat banyak orang berusaha mendapatkan akses untuk vaksin Covid-19, ribuan personel militer Amerika Serikat justru malas-malasan menerima vaksin.

Diberitakan Associated Press, Kamis (18/2/2021), diperkirakan satu pertiga dari total keseluruhan pasukan militer AS yang setuju divaksin. Sementara sisanya memberikan berbagai macam alasan untuk menunda menerima suntikan vaksin.

Baca Juga: Di Tengah Meningkatnya Kekhawatiran, Vaksinasi Covid-19 AS Bakal Dipercepat Biden

Para petinggi militer mencari cara agar pasukan mereka menerima suntikan. Salah satu caranya adalah mewajibkan semua personel yang akan ditugaskan ke luar negeri untuk mendapat vaksin.

Sejauh ini, para personel Angkatan Laut AS mau mendapatkan vaksin yang memiliki keampuhan diatas 80-90 persen. Wakil Direktur Operasi Pasukan Gabungan Mayor Jenderal AU Jeff Taliaferro mengatakan data awal menunjukkan hanya dua pertiga dari staf militer yang mau divaksin.

Meski demikian, data realisasi jumlah yang sudah divaksin masih jauh dari angka tersebut. "Persentasenya masih tinggi dari total penduduk kita. Tapi ini tidak bagus," ujar Taliaferro.

Dia mengatakan kalau keengganan personel militer divaksin biaa berdampak pada penerimaan vaksin oleh warga sipil.

"Personel militer adalah contoh untuk publik. Jika angka yang divaksin rendah, kita tidak bisa meyakinkan publik untuk divaksin," sambungnya.

Ditambah lagi, lanjut Taliaferro, prajurit harus mendapat vaksin karena mereka termasuk sosok yang berjuang di garis terdepan di masa pandemi.

"Kami berusaha keras agar prajurit-prajurit ini mau divaksin," ujar dokter bedah Angkatan Darat AS Brigadir Jenderal Edward Bailey.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: