Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, Blinken Yakin Jalan Diplomasi dengan Iran Sudah Terbuka Setelah...

Awas, Blinken Yakin Jalan Diplomasi dengan Iran Sudah Terbuka Setelah... Kredit Foto: AP Photo/Graeme Jennings
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, jalan menuju diplomasi dengan Iran terkait kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) telah terbuka. Namun, Blinken tidak menjelaskan apakah pemerintahan Presiden Joe Biden telah berhubungan langsung dengan pejabat Iran.

"Jalan menuju diplomasi telah terbuka sekarang. Iran masih jauh dari kepatuhan (kesepakatan JCPOA). Jadi kita harus melihat bagaimana fungsinya," ujar Blinken kepada National Public Radio.

Baca Juga: Ditelepon Antony Blinken, Menlu Retno: AS Sampaikan Terima Kasih karena Perdamaian

Ketika ditanya apakah pemerintah AS melakukan diplomasi langsung, Blinken menegaskan, jika Iran melanjutkan kepatuhan dalam JCPOA maka AS juga akan melakukan hal serupa.

Hal itu sesuai dengan pernyataan Presiden Biden beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa, AS akan mencabut sanksi jika Iran mematuhi kesepakatan JCPOA. 

“Presiden sudah sangat jelas kepada publik, berulang kali, tentang posisi kami. Dan kami akan melihat apa, jika ada, reaksi Iran terhadap itu," ujar Blinken.

Ketika ditekankan apakah AS akan melakukan diplomasi langsung dengan Iran pada masa depan, Blinken menjawab, "Pada titik tertentu, mungkin, jika ada keterlibatan dalam hal ini, itu harus harus membutuhkan diplomasi".

Pada 2018, mantan Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan JCPOA yang ditandatangani oleh Iran dan enam negara kekuatan dunia.

Sejak itu, Trump memberlakukan sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran. Kesepakatan JCPOA membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran yang digunakan dalam mengembangkan senjata nuklir.

Sejak AS keluar dari JCPOA dan menerapkan sanksi, Teheran telah melanggar batas pengayaan uranium. Iran telah memperkaya uranium hingga 20 persen atau di atas batas 3,67 persen tetapi masih di bawah 90 persen yang dibutuhkan untuk membuat senjata. Iran juga memperluas persediaan uranium dan menggunakan sentrifugal canggih untuk pengayaan. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: